Fenomena Blind Box Makin Ramai, Haruskah Orang Tua Khawatir?

14 hours ago 6

Belakangan ini, fenomena blind box atau kotak kejutan semakin populer di kalangan anak-anak hingga orang dewasa. Kotak berisi mainan misterius ini menawarkan hadiah tak terduga yang membuat banyak orang tergoda untuk terus membelinya.

Dengan tampilan lucu dan desain menarik, blind box sukses mencuri perhatian di toko mainan, pusat perbelanjaan, hingga media sosial. Di balik keseruannya, blind box ternyata menyimpan berbagai risiko tersembunyi yang perlu diperhatikan, khususnya oleh para orang tua.

Pasalnya, kebiasaan membeli blind box secara berlebihan dapat memengaruhi pola konsumsi anak dan menimbulkan kecanduan. Lantas kecanduan seperti apa yang dimaksud? Simak informasi selengkapnya di bawah ini.

Mengenal blind box

Blind box adalah mainan koleksi yang dikemas secara tertutup, sehingga isi di dalamnya baru diketahui setelah dibuka. Menurut laman Yahoo News, mainan ini umumnya berisi figur lucu atau karakter populer yang dirilis dalam jumlah terbatas dan tersedia dalam satu seri tertentu.

Ketidakpastian inilah yang menjadi daya tarik utamanya. Rasa penasaran dan harapan untuk mendapatkan item langka menciptakan pengalaman emosional tersendiri bagi pembeli.

Banyak anak dan remaja merasakan sensasi mirip "mini-lottery" setiap kali membuka blind box. Tak heran, unboxing blind box kini juga marak diunggah di platform seperti TikTok dan YouTube.

Salah satu merek yang paling terkenal adalah Pop Mart dari Tiongkok, yang sejak 2010 sudah menciptakan karakter ikonik seperti Molly dan Skullpanda.

Sejarah awal mula blind box 

Konsep blind box sebenarnya bukan hal baru. Mengutip Channel News Asia, sejarah awal dari blind box bisa ditelusuri dari mesin gashapon di Jepang pada tahun 1960-an.

Mesin ini mengeluarkan mainan kecil dalam kapsul yang tidak diketahui isinya, dan menjadi fenomena budaya di Asia Timur pada 1980-an.

Alih-alih menggunakan mesin, mereka menjual blind box di toko resmi dan pusat perbelanjaan dengan tampilan yang menarik.

Menurut informasi dari laman The Grid, banyak generasi muda kini melihat blind box sebagai cara menyenangkan untuk "menyembuhkan inner child" atau memenuhi keinginan masa kecil yang belum terpenuhi.

Risiko blind box yang perlu diketahui orang tua

Meskipun terlihat lucu dan menarik, blind box dapat membawa dampak psikologis yang perlu diwaspadai. Sistem pembelian blind box bekerja berdasarkan prinsip variable-ratio reinforcement, pola yang sama digunakan dalam mesin judi.

Anak-anak yang terbiasa membeli blind box bisa mengembangkan kebiasaan konsumtif, terutama karena adanya sensasi "berjudi" saat mengejar item langka.

Rasa puas dan senang yang muncul saat mendapatkan figur favorit bisa memicu lonjakan dopamin, bahan kimia di otak yang sama ketika seseorang mengalami kemenangan.

Selain itu, blind box juga menjadi tantangan finansial. Karena isi dalam kotak bersifat acak, banyak pembeli tergoda untuk membeli berkali-kali demi mendapatkan item yang diinginkan dan melengkapi koleksi mereka.

Kebiasaan ini dapat memicu konsumsi berlebihan hingga menyebabkan kecanduan. Di sisi lain, blind box juga menimbulkan persoalan lingkungan.

Banyak produk ini dikemas dengan lapisan plastik dan kardus yang tidak ramah lingkungan serta sulit untuk didaur ulang, sehingga menjadi isu yang harus diperhatikan.

Meski begitu, bukan berarti blind box sepenuhnya harus dijauhi. Orang tua dapat berperan aktif dengan mengawasi aktivitas Si Kecil, menetapkan batasan pembelian, dan mendampingi saat anak membuka atau memilih mainan. 

Sebagai orang tua, mari lebih cermat dalam melihat tren yang tengah digemari Si Kecil. Kenali risikonya, dampingi prosesnya, dan ajarkan anak untuk menjadi konsumen yang bijak.

Pemerintah China buat peraturan untuk anak-anak terkait blind box

Dikutip dari South China Morning Post, baru-baru pemerintah setempat mengeluarkan peringatan keras terkait kecanduan blind box yang makin marak di kalangan anak muda.

Terutama saat musim liburan tiba, tren ini semakin meningkat pesat dan membuat anak-anak terdorong untuk mengeluarkan uang demi memperoleh mainan atau kartu edisi terbatas.

Dalam laporan tersebut, banyak anak dan remaja mulai terbiasa dengan perilaku belanja yang tidak terkendali secara emosional.

Mereka bisa menghabiskan ratusan hingga ribuan yuan hanya untuk mengejar koleksi langka. Aktivitas ini makin menggila karena didorong oleh iklan live streaming, giveaway, dan sistem undian online yang membuat anak-anak terus ingin membeli lagi dan lagi.

People’s Daily menyebutkan bahwa blind box dan blind card packs menyembunyikan “jebakan komersial” di balik daya tarik kejutan. Sistem penjualan yang memanfaatkan desain unik dan tingkat kelangkaan ini dinilai mirip praktik perjudian, karena pembeli tak pernah tahu apa yang mereka dapatkan sampai membelinya.

Menurut Yang Fuwei, seorang profesor hukum dari Southwest University, strategi penjualan semacam ini dapat memanfaatkan lemahnya kemampuan anak-anak dalam mengendalikan diri.

Ia menegaskan, “Praktik semacam ini berlawanan dengan semangat Undang-Undang Perlindungan Anak, di mana kesehatan fisik dan mental anak harus dilindungi.”

Untuk mencegah dampak lebih besar, pemerintah China sebenarnya telah menetapkan aturan ketat, seperti, anak di bawah usia 8 tahun dilarang membeli blind box dan anak di atas 8 tahun hanya boleh membeli dengan izin orang tua.

Namun sayangnya, banyak toko dan platform online belum mematuhi peraturan tersebut. Karena itu, Profesor Yang Fuwei menyarankan adanya sistem verifikasi berlapis, seperti:

  • Autentikasi nama asli
  • Penggunaan pengenalan wajah
  • Persetujuan orang tua sebelum pembelian
  • Area khusus anak di toko offline
  • Denda berat bagi pelanggar

Peringatan soal blind box ini bukan satu-satunya kebijakan protektif yang dilakukan pemerintah China. Sebelumnya, pemerintah juga telah membatasi jam bermain game online bagi anak di bawah umur.

Anak-anak hanya diizinkan bermain satu jam per hari pada akhir pekan dan hari libur. Bahkan, perizinan game baru sempat dihentikan selama delapan bulan sebagai bagian dari kampanye internet yang bersih.

Langkah-langkah ini menunjukkan bahwa pemerintah China serius dalam melindungi anak-anak dari kecanduan digital dan konsumsi berlebihan. Nah, bagi Bunda yang juga memiliki anak yang suka membeli blind box, sebaiknya kontrol dari sekarang ya. Meskipun menyuguhkan sensasi menyenangkan, blind box dapat menyebabkan anak-anak kecanduan.


Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(rap/rap)

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online