Ini yang Dibahas Marshanda usai Dituding Pindah Agama (Foto: Instagram@marshanda99)
Jakarta, Insertlive -
Marshanda membahas soal masalah spiritualitas yang sering dihubung-hubungkan dengan keimanan seseorang dalam beragama.
Dalam sebuah video yang diunggah di akun media sosialnya, Marshanda mulanya hendak membahas soal agama yang dianutnya usai melakukan melukat, ritual yang identik dilakukan oleh umat Hindu,
Namun, alih-alih menjawab pertanyaan soal agamanya, Marshanda lebih nyaman membahas tentang ritual keagamaan yang sering dikait-kaitkan dengan tingkat keimanannya.
"Gua mau bicara soal spiritualitas karena ini juga roh dari keberagamaan. Menarik deh, gua lihat ya, banyak sekali orang-orang yang beranggapan, orang yang melakukan ritual agama dengan rajin, itu udah pasti adalah orang yang dianggap spiritual atau beragama bagus," ungkap Marshanda, dilihat pada Selasa (10/6).
"Padahal, that's not the case atau belum tentu karena kalau kita melakukan ritual, ya hanya gerakan-gerakan aja tanpa intensi, niat, dan kesungguhan, maka tidak ada nilainya," sambungnya.
Menurut Marshanda, tingkatan spiritualitas seseorang bisa terlihat dari kebiasaan sehari-hari, bukan hanya dari ibadah ataupun pembahasan agama.
"Poin yang pengen gua angkat berikutnya adalah mengenai habit kita sehari-hari. Orang yang tidak spiritual, ciri-cirinya adalah dia adalah kita, karena kita manusia juga ya, nggak sempurna. Kita yang lagi sering komplain, kita yang tidak percaya bahwa rencana yang Allah buat untuk kita itu adalah yang terbaik. Kita yang ngeluh terus, aduh gua sial terus, aduh gua bete, aduh gua nasibnya nggak baik. Jadi kita percaya bahwa Tuhan tidak baik bagi kita," jelas Marshanda.
"Gimana caranya kita bisa melakukan aktivitas ritual-ritual yang mengagungkan kebaikan Tuhan, kalau kita nggak percaya Tuhan ngasih yang baik-baik buat kita. Spirituality adalah keberbandinglurusannya, positive thinking kita sama Allah, dan penerimaan kita terhadap hidup kita," lanjutnya.
Selain itu, Marshanda juga menilai bahwa orang dengan tingkat spiritualitas yang tinggi, tidak akan pernah memaksakan orang lain untuk mengikuti kehendaknya.
"Poin terakhir yang aku mau bahas adalah orang yang spiritual adalah orang yang tidak punya kebutuhan untuk membujuk, mengajak, dan membuat, bahkan sampai memaksakan secara halus maupun langsung orang lain untuk menjalani hidup atau punya keyakinan kayak dia," beber Marshanda.
"Orang yang spiritual tahu bahwa perbedaan itu wajar dan normal. Kalau kita mau punya influence terhadap seseorang, then do it dengan menjadi role model lewat aksi-aksi nyata," imbuhnya.
Marshanda/ Foto: Instagram @marshanda99
Marshanda menambahkan bahwa saat orang-orang tidak bisa menerima atau menoleransi perbedaan dan malah memaksakan kehendak, justru akan menciptakan perpecahan dan peperangan pada akhirnya.
"Kalau orang lain tersebut sudah siap untuk berada dalam satu frekuensi seperti kita, then they will come. Kalau nggak, itu urusan Tuhan, bukan urusan kita. Ini juga berhubungan dengan kedamaian di bumi ini," terang Marshanda.
"Karena orang yang menjadikan perbedaan sebagai alasan membenarkan peperangan, perbedaan keyakinan, gaya hidup, budaya, apapun itu. Ketika kita punya keyakinan bahwa boleh gua berperang, merasa lebih baik, merasa lebih benar, merasa lebih maju, tidak menghargai proses orang lain yang belum atau berbeda dari kita. Membuat terjadinya perang karena itu, itu bukan spiritualitas. Itu artinya kita nggak tahu Tuhan," imbuhnya.
(arm/fik)
Tonton juga video berikut:
ARTIKEL TERKAIT
Loading LoadingBACA JUGA
detikNetwork