Jakarta -
Banyak Bunda mengalami kekhawatiran yang sama saat menyusui, yakni takut anaknya tidak mendapatkan cukup ASI. Padahal, mendapatkan ASI yang cukup merupakan salah satu faktor penting untuk tumbuh kembang yang optimal.
Bicara soal masalah kecukupan ASI, tampaknya para Bunda akan segera bernapas lega. Pasalnya, peneliti baru saja mengembangkan perangkat pintar Artificial Intelligence (AI) untuk mendeteksi kecukupan ASI pada bayi menyusu.
Dilansir MedicalXpress, peneliti dari Monash University telah mengembangkan perangkat pintar yang dapat mengukur secara real time berapa banyak ASI yang dikonsumsi bayi saat menyusu. Perangkat yang dikembangkan oleh Dr. Fae Marzbanrad dan timnya di Fakultas Teknik ini, bekerja dengan cara menempelkan probe kecil di leher bayi saat menyusu.
Sensor dari perangkat ini dapat merekam sinyal yang menggunakan AI untuk langsung mengukur jumlah ASI yang dikonsumsi bayi setiap kali menyusu. Prototipe nirkabel perangkat tersebut juga telah dikembangkan dan kini hampir dikomersialkan.
"Bayi saya tidak cukup bertambah berat badannya, dan itu merupakan pengalaman yang menegangkan dan sulit bagi seorang ibu baru," kata Marzbanrad.
"Saya juga menemukan bahwa ini adalah pengalaman umum bagi perempuan, terutama yang saya temukan di tempat komunitas ibu-ibu. Jadi, saya mengembangkan perangkat untuk mengatasi masalah ini, dan banyak ibu yang saya kenal sekarang sedang menunggu dan bersedia untuk membayarnya."
Detail perangkat untuk deteksi kecukupan ASI bayi
Hasil studi percontohan yang melibatkan 24 bayi baru lahir menunjukkan monitor Infafeed yang berhasil melacak pemberian makanan bayi baru lahir secara akurat. Marzbanrad berharap perangkat ini dapat mengatasi kesenjangan yang sudah berlangsung lama, dalam penilaian pemberian makanan bayi baru lahir dengan solusi non-invasif yang didukung AI.
"Kekhawatiran ibu tentang pasokan ASI yang tidak mencukupi merupakan penyebab utama penghentian dini pemberian ASI eksklusif. Monitor Infafeed menyediakan alat objektif non-invasif untuk menilai asupan ASI bayi baru lahir, dengan potensi untuk mengurangi suplementasi yang tidak perlu, memungkinkan identifikasi dini masalah pemberian makanan, dan mendukung kelanjutan pemberian ASI," ujar Marzbanrad.
Monitor dalam perangkat ini tengah dikembangkan dan bekerja sama dengan seorang neonatologis dan Associate Professor di Monash Department of Pediatrics and Monash Children's Hospital yang bernama Atul Malhotra. Para peneliti percaya, jika studi divalidasi dalam jangkauan yang besar, maka monitor tersebut dapat meningkatkan strategi dukungan pemberian ASI baik di lingkungan klinis maupun rumah.
"Teknologi tersebut dapat sangat bermanfaat bagi bayi prematur atau bayi dengan berat badan lahir rendah saat mereka beralih dari pemberian makanan melalui selang ke pemberian ASI atau botol," ungkap Malhotra.
"Selain itu juga dapat membantu mereka (bayi) menambah berat badan secara lebih efektif sekaligus memberikan data yang akurat dan ketenangan pikiran bagi orang tua," sambungnya.
Penelitian yang diterbitkan di jurnal Newborn ini telah menarik minat yang signifikan di kalangan orang tua dan profesional medis yang menginginkan solusi non-invasif untuk memantau pemberian makanan pada bayi.
Perlu diketahui, persepsi suplai ASI tidak mencukupi merupakan alasan utama mengapa banyak Bunda berhenti menyusui sebelum enam bulan. Padahal, menyusui eksklusif selama enam bulan sangat dianjurkan untuk menunjang tumbuh kembang anak yang optimal.
Sebuah tinjauan besar yang diterbitkan di jurnal Maternal & Child Nutrition tahun 2021 menemukan kalau di antara ibu yang menyusui, persepsi suplai ASI tidak mencukupi merupakan salah satu alasan utama untuk menghentikan pemberian ASI, dengan sekitar 50 persen ibu melaporkannya sebagai alasan untuk berhenti menyusui.
Demikian studi terbaru yang tengah mengembangkan perangkat untuk mendeteksi kecukupan ASI pada bayi. Semoga informasi ini bermanfaat ya, Bunda.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(ank/rap)