Siapa Saleh bin Abdullah bin Humaid? Imam dan Khatib Salat di Hari Arafah pada 9 Dzulhijjah

6 hours ago 6

loading...

Saleh bin Abdullah bin Humaid akan menjadi imam dan khatib pada salat di Hari Arafah. Foto/Saudi Gazette

MADINAH - Ulama Saudi terkemuka, imam, dan khatib Masjidil Haram di Makkah, Sheikh Saleh bin Abdullah bin Humaid, akan menyampaikan khotbah dan memimpin salat di Masjid Namirah pada Hari Arafah tanggal 9 Dzulhijjah 1446 untuk ibadah haji tahunan yang akan datang.

Penjaga Dua Masjid Suci, Raja Salman, telah mengeluarkan arahan terkait hal ini, menurut Kepresidenan Urusan Agama Masjidil Haram dan Masjid Nabawi.

Melansir Saudi Gazette, hari Arafah menandai puncak ibadah haji tahunan. Berdiri di Arafah, salah satu dari empat rukun haji dan ritual terpenting dari ibadah haji tahunan, akan dimulai setelah khotbah Arafah dan pelaksanaan salat Dzuhur dan Ashar dalam bentuk gabungan dan singkat.

Sheikh Bin Humaid adalah seorang ulama Islam terkenal dan penulis sejumlah buku. Beliau telah mengabdi di Arab Saudi dalam berbagai kapasitas, termasuk sebagai juru bicara Dewan Syura, ketua Dewan Peradilan Agung, presiden Dewan Akademi Fiqih Islam Internasional, kepala Presidensi Umum untuk urusan Dua Masjid Suci, selain sebagai penasihat Pengadilan Kerajaan Saudi.

Siapa Saleh bin Abdullah bin Humaid? Imam dan Khatib Salat di Hari Arafah pada 9 Dzulhijjah

1. Hafal Alquran sejak Dini

Lahir pada tahun 1950 di kota Buraidah di Qassim, Kerajaan Arab Saudi, Sheikh Dr. Saleh bin Abdullah bin Humaid menghafal Al-Quran di usia dini dan bergabung dengan sekolah dasar dan menengah di Buraidah, kemudian datang ke Makkah di mana ia bergabung dengan sekolah menengah, kemudian Fakultas Syariah di Universitas Raja Abdul Aziz di Makkah, di mana ia memperoleh gelar Sarjana dan gelar Magister dalam Fikih Islam.

Akhirnya, ia memperoleh gelar Doktor dari Universitas Umm Al-Qura. Yang Mulia diangkat sebagai perwakilan Kerajaan Arab Saudi untuk Dewan Akademi Fikih Islam Internasional sejak 9 Juli 2007. Pada tahun yang sama, Yang Mulia terpilih sebagai Presiden. Yang Mulia telah memegang banyak posisi penting dalam bidang ilmiah, administratif, dan politik, termasuk sebagai dosen di Fakultas Syariah di Universitas Umm Al-Qura, Kepala Departemen Ekonomi Islam, Direktur Pusat Studi Pascasarjana, Dekan Sekolah Tinggi Syariah untuk Studi Pascasarjana, dan Dekan Sekolah Tinggi Syariah di universitas yang sama.

Baca Juga: Tips Cegah Sakit di Tanah Suci, Ini Waktu Paling Rentan dan Solusinya

2. Penasihat Pengadilan Kerajaan Arab Saudi

Dia juga diangkat sebagai Wakil Presiden untuk Presiden Umum Dua Masjid Suci dan sebagai Presiden Umum untuk urusan Dua Masjid Suci. Yang Mulia adalah pemegang gelar PhD pertama yang diangkat sebagai Imam Senior di Masjidil Haram pada tahun 1403. Yang Mulia diangkat sebagai Ketua Dewan Syura pada tahun 1422, Ketua Dewan Peradilan Tertinggi pada tahun 1430 dan Penasihat Pengadilan Kerajaan Saudi.

Saleh bin Abdullah bin Humaid telah berpartisipasi secara luas dalam konferensi ilmiah dan internasional, seminar dan ceramah di dalam dan luar Kerajaan. Yang Mulia adalah penulis sejumlah buku, makalah penelitian dan ceramah, termasuk Mengangkat Rasa Malu menurut Syariat Islam: Aturan dan Aplikasinya, Yurisprudensi Lengkap Musibah, Khotbah-khotbah di Masjidil Haram: Bimbingan dan Peringatan, Sanggahan terhadap Ambiguitas seputar Isu-isu Realitas Hidup, Konsep Hikmah dalam Dakwah, Rumah Tangga Bahagia dan Perselisihan Antar Pasangan, Ijtihad Kolektif dan Pentingnya dalam Musibah Kontemporer, Prinsip-prinsip Dialog dan Etika dalam Islam.

(ahm)

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online