Jakarta, Selular.ID – Industri telekomunikasi di Indonesia termasuk sangat kompetitif dan tingkat persaingan makin meningkat dengan fokus pada investasi jaringan dan menjaga kualitas layanan yang tinggi.
Namun, sebagaimana industri telekomunikasi di berbagai negara lain, industri telekomunikasi Indonesia juga berada dalam pusaran transformasi yang kompleks.
Pendapatan dari layanan tradisional seperti suara dan SMS terus menurun, sementara ekspektasi pelanggan terhadap layanan digital semakin tinggi. Di sisi lain, tekanan untuk melakukan investasi besar—mulai dari perluasan jaringan 5G hingga integrasi edge computing—terus meningkat.
Di tengah disrupsi ini, teknologi seperti kecerdasan buatan (AI), cloud, dan arsitektur data modern tak lagi menjadi pilihan opsional, melainkan syarat utama untuk bertahan dan berkembang.
“Segala sesuatu yang dapat membantu perusahaan telekomunikasi dalam mengurangi biaya operasional akan sangat bermanfaat. Oleh karena itu, AI dan otomatisasi sangat penting bagi mereka karena dapat mengoptimalkan efisiensi. Selain itu, AI dapat mengidentifikasi peluang pendapatan baru, seperti paket layanan yang dipersonalisasi yang akan meningkatkan nilai pelanggan dalam jangka panjang,” kata Anthony Behan, Industry Managing Director Communications, Media & Entertainment (CME) di Cloudera.
Baca Juga: Layanan Private Cloud Cloudera Kini Dilengkapi AI
Anthony mengatakan perusahaan telekomunikasi di Indonesia perlu memprioritaskan reinvensi model bisnis dan operasional mereka, dengan menekankan efisiensi melalui otomatisasi berbasis AI dan transformasi digital untuk menciptakan pengalaman pelanggan yang lebih digital-native.
Untuk mengelola biaya, mereka dapat berbagi investasi infrastruktur seperti jaringan serat optik dan menara.
Diversifikasi layanan juga menjadi kunci, baik di segmen konsumen (B2C)—melalui ekspansi ke fintech, keamanan siber, gaming, dan iklan—maupun di segmen bisnis (B2B), dengan memanfaatkan infrastruktur cloud dan API. Selain itu, praktik bisnis berkelanjutan dan penggunaan energi hijau makin diutamakan.
Upaya lainnya bisa berkaca pada pemisahan struktural bisnis telekomunikasi menjadi entitas-entitas yang lebih lincah dan independen. Contohnya seperti yang dilakukan oleh TDC.net dan Nuuday di Denmark yang memisahkan perusahaan layanan (ServCo) dan perusahaan jaringan (NetCo), supaya masing-masing beroperasi dengan fokus dan fleksibilitas yang lebih besar.
Dalam konteks ini, perusahaan telekomunikasi juga mempertimbangkan untuk melepas aset-aset non-inti—seperti bisnis media—guna mempertajam arah strategis mereka.
Baca Juga: Cloudera Data-in-Motion akan Tersedia sebagai Kubernetes Operators
Pada intinya, kata Anthony, operator perlu melakukan transformasi fundamental. Mereka tak lagi cukup hanya menjadi penyedia koneksi, tetapi harus beralih menjadi perusahaan berbasis data.
Operator perlu membangun sistem yang memungkinkan pengambilan keputusan cepat, pemanfaatan AI untuk meningkatkan layanan, serta kolaborasi data secara aman dengan mitra ekosistem digital.
Cloudera, ujar Anthony, dapat membantu perusahaan telekomunikasi di Indonesia dengan rangkaian solusi komprehensif untuk mengelola dan meningkatkan kemampuan data, analitik, serta kemampuan AI mereka untuk mengatasi beberapa tantangan paling mendesak di industri.
“Kami adalah satu-satunya platform true hybrid data dengan solusi yang berspesialisasi dalam Edge ke AI, termasuk analitik data hybrid multi-cloud, pemrosesan data, pembelajaran mesin, dan AI. Hal ini memungkinkan organisasi untuk meraih manfaat maksimal dan memanfaatkan kekuatan platform data hybrid untuk meningkatkan efisiensi,” ucapnya.
Solusi cloud data hybrid Cloudera memungkinkan perusahaan telekomunikasi untuk beroperasi baik di public cloud maupun di pusat data, memindahkan beban kerja di antara keduanya berdasarkan biaya dan faktor lainnya.
Fleksibilitas ini membantu mengurangi biaya operasional dengan memilih opsi yang paling efisien, apakah lebih hemat biaya untuk menjalankan di tempat (on-premise) atau di public cloud.
Baca Juga: Percepat Kemampuan Generative AI, Cloudera Gandeng Aboitiz Data Innovation
Salah satu contoh transformasi yang berhasil dengan solusi Cloudera di Indonesia adalah Telkomsel. Perusahaan ini menggunakan solusi Cloudera untuk mengelola sejumlah besar data melalui streaming real-time dari jaringan dan area bisnis lainnya.
Dengan cara ini Telkomsel mampu meningkatkan analitik jaringan dan pelanggan, yang pada akhirnya meningkatkan efisiensi operasional dan kualitas layanan, sambil mempertahankan keunggulan kompetitif di pasar telekomunikasi Indonesia.
Telkomsel berhasil mengatasi lonjakan permintaan digital – terutama selama pandemi COVID – dengan memodernisasi arsitektur data mereka.
Dengan lebih dari 50TB data yang dihasilkan setiap hari dan pertumbuhan tahunan sebesar 20%, Telkomsel mengadopsi solusi Data Lakehouse yang tak hanya skalabel tapi juga dapat merampingkan integrasi data dan secara signifikan mengurangi biaya infrastruktur sebesar 56%.
Transformasi ini juga mengurangi waktu penerapan sebesar 60%, menghemat hingga Rp10 miliar setiap tahun.
Selain itu, solusi ini juga memberdayakan karyawan untuk berinovasi lebih cepat, mempercepat peluncuran layanan berbasis data yang baru.
Baca Juga: Cloudera Data-in-Motion akan Tersedia sebagai Kubernetes Operators