Xiaomi Siap Gelontorkan Investasi Chip Hingga $7 Juta, Optimis Kalahkan Huawei

5 days ago 22

Selular.ID – Salah satu pendiri Xiaomi, Lei Jun, dilaporkan menguraikan rencana untuk menginvestasikan CNY50 miliar ($6,9 miliar) selama sepuluh tahun ke depan untuk mengembangkan prosesor selular.

Vendor yang berbasis di Beijing itu, tampaknya akan meluncurkan chip buatan dalam negeri pertamanya pada minggu ini.

Bloomberg melaporkan Lei telah mengungkapkan hal tersebut di platform media sosial China, Weibo, dengan menyatakan bahwa “chip adalah puncak yang perlu kita daki dan pertempuran keras yang tidak dapat kita hindari jika kita ingin menjadi perusahaan teknologi tangguh”.

Peningkatan dorongan terhadap chip selular muncul saat Lei mengonfirmasi akan meluncurkan prosesor buatan dalam negeri pertamanya, Xring O1, pada 22 Mei lalu, menyusul spekulasi yang telah berkembang sebelumnya.

Untuk diketahui, Xiaomi pertama kali memutuskan untuk memulai proyek chip seluler Xring pada 2021. Sejak itu vendor smartphone terbesar ketiga di dunia itu, telah menghabiskan lebih dari CNY13,5 miliar untuk pengembangan, bersama dengan rencana pengeluaran CNY6 miliar untuk penelitian dan pengembangan pada 2025.

Lei juga menambahkan, bahwa perusahaan sekarang mempekerjakan 2.500 orang di tim semikonduktor.

Reuters melaporkan minggu lalu bahwa chip Xring 01 baru telah diproduksi oleh TSMC menggunakan node 3 nanometer miliknya, dan telah dikembangkan oleh unit desain chip internal Xiaomi dan menggunakan arsitektur Arm.

Yang menarik, Bloomberg menunjukkan bahwa Xiaomi bahkan dapat memiliki keunggulan atas Huawei dalam bidang chip selular.

Baca Juga: Xiaomi Duduki Puncak Pasar Smartphone Indonesia di Kuartal Pertama 2025

Pasalnya, Huawei tidak dapat mengamankan pasokan semikonduktor yang lebih canggih dari 7 nanometer karena pembatasan yang diberlakukan pada mitra produksinya, SMIC.

Inisiatif Xiaomi yang telah dimulai empat tahun lalu, jelas bertujuan untuk membantu vendor yang identik dengan warna jingga itu untuk lebih dikenal di sektor semikonduktor global.

Hal ini menandai perubahan dari asal-usul Xiaomi sebagai perusahaan elektronik konsumen yang dikenal terutama untuk telepon pintar murah dan peralatan rumah tangga.

Belakangan ini, perusahaan tersebut terus memperluas jangkauannya ke kendaraan listrik dan perangkat bertenaga AI.

Silikon yang dipatenkan tersebut dapat memberi daya pada telepon pintar, ekosistem produk AIoT (AI of Things) yang lebih luas, dan kendaraan listrik.

Investasi baru ini merupakan bagian dari tren yang lebih luas di seluruh perusahaan teknologi besar.

Sektor desain dan manufaktur chip global berubah dengan cepat karena kemajuan dalam AI dan meningkatnya permintaan untuk prosesor khusus – sebuah laporan oleh Infosys mengungkapkan bahwa perusahaan semikonduktor di seluruh dunia diharapkan mengalokasikan hampir $185 miliar untuk tahun berjalan.

Di AS, misalnya, raksasa teknologi Apple terus menyempurnakan silikon internalnya melalui chip seri M yang digunakan di MacBook dan iPad, sementara Alphabet (Google) juga mempercepat pengerjaan chip Tensornya.

Meta Platforms, Amazon, dan Microsoft juga menginvestasikan miliaran untuk mengembangkan silikon yang dioptimalkan untuk AI guna mendukung komputasi awan dan portofolio perangkat keras konsumen mereka.

Sementara itu, TSMC Taiwan dan Samsung Korea Selatan tetap dominan dalam kemampuan manufaktur dan telah menguasai sebagian besar pasar.

Beijing telah menempatkan semikonduktor di jantung kebijakan industri “Buatan China 2025”, yang bertujuan untuk meningkatkan ketergantungan negara tersebut pada teknologi chip asing hingga di bawah 30% pada pertengahan dekade.

Di sisi lain, investasi Xiaomi sebesar 50 miliar yuan menempatkannya dalam kelompok perusahaan China yang sedang berkembang seperti Huawei, SMIC, dan Baidu, yang semuanya mempercepat pengembangan chip meskipun ada pembatasan ekspor yang diberlakukan oleh AS dan sekutunya.

Saat ini, perusahaan seperti SMIC (dengan pangsa pasar 6%) telah membuat langkah maju dalam pemrosesan 7nm, meskipun mereka masih tertinggal dari para pemimpin global seperti TSMC dan Intel, yang mengembangkan 3nm dan di bawahnya.

Masih harus dilihat apakah Xiaomi bekerja sama dengan pabrik pengecoran di luar China untuk memproduksi chipnya dalam skala besar, terutama dalam jangka pendek.

Perusahaan ini akan menghadapi perjuangan berat, terutama karena perusahaan seperti Nvidia dan Qualcomm adalah beberapa nama terbesar dalam industri pembuatan chip dan memiliki pengalaman puluhan tahun.

Namun, jika Xiaomi berhasil, maka chip internal yang efektif dapat secara dramatis meningkatkan kinerja di seluruh perangkat perusahaan, memungkinkan pengalaman pengguna yang berbeda, dan memberikan kontrol keamanan dan privasi yang lebih baik.

Dan tentu saja, Xiaomi tidak lagi tergantung pada perusahaan chips lainnya, menekan biaya, sekaligus menunjukkan kemandiran perusahaan-perusahaan China dalam produksi dan pengembangan chips yang selama ini dikuasai segelintir perusahaan dari Korea Selatan, Taiwan, AS dan Eropa.

Baca Juga: Eksklusif! Xiaomi 14T Bundling Smart Band 9 selama Mei 2025

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online