.png)
2 days ago
21
Jakarta -
Stroke dapat dialami siapa saja, termasuk bayi baru lahir atau disebut stroke neonatal. Salah satu kisah bayi baru lahir yang terkena stroke pernah dibagikan oleh media Inggris, beberapa waktu lalu.
Bayi baru lahir ini bernama Austin. Ia mengalami stroke setelah 12 menit lahir, Bunda.
Dikutip dari BBC, Austin mengalami henti napas dan tubuhnya mulai membiru setelah dilahirkan oleh ibunya Rachel. Austin lantas dipindahkan ke Luton & Dunstable University Hospital.
Saat itu, Rachel diberi tahu bahwa kondisi putranya sangat buruk dan mungkin tidak akan bertahan hidup. "Semuanya sangat sulit. Kami tidak tahu apa yang sedang terjadi," katanya.
Setelah menjalani pemindaian CT (computerized tomograp) atau sekitar lima hari kemudian, Rachel diberi tahu bahwa Austin mengidap stroke. Akibat dari kondisi tersebut, Austin kemungkinan bisa mengidap epilepsi.
Tak hanya itu, dokter juga mengatakan bahwa Austin mungkin tidak dapat berbicara atau berjalan.
"Saya bahkan tidak tahu kalau bayi bisa terkena stroke. Saya tidak tahu. Kakek saya pernah terkena stroke, jadi saya mengaitkan stroke dengan orang tua. Kami benar-benar terkejut," ungkap Rachel.
"Tidak seorang pun bisa memberi tahu kami apa pun, seperti kamu hidup di dunia yang penuh ketidakpastian. Kamu tidak tahu apa yang bisa dilakukan anakmu, dan itu benar-benar menakutkan," lanjutnya.
Setelah mendapatkan perawatan, Austin dapat bertahan. Pada tahun 2024, usianya genap enam tahun. Meski telah melewati masa kritis, stroke telah memengaruhi kemampuan Austin untuk berjalan, berbicara, dan menggunakan tangannya.
Stroke tak hanya membatasi kemampuan berbicara, tapi juga mengakibatkan kelemahan di sisi kanan tubuhnya. Hal itu membuat Austin tidak memiliki rentang gerak yang sama seperti kebanyakan teman sebayanya.
Selain itu, Austin juga mengalami keterlambatan perkembangan. Menurut Rachel, putranya bahkan belum bisa berjalan sampai usia 2,5 tahun.
"Semuanya sangat terlambat. Ia selalu tertinggal dari teman-temannya," ujarnya.
"Namun, ia melakukan berbagai hal dengan waktunya sendiri dan mencapai tonggak-tonggak penting tersebut. Ketika ia melakukannya, itu luar biasa. Ia melakukannya dengan sangat baik sekarang dan melampaui semua harapan. Saya sangat berharap ia akan terus berada di jalur itu," imbuh Rachel.
Apa itu stroke neonatal?
Konsultan ahli saraf anak dari Birmingham Children's Hospital, Dr. Shakti Agrawal, mengatakan bahwa stroke pada anak sangat jarang berdampak fatal. Meski begitu, kondisi ini dapat menyebabkan gangguan perkembangan otak pada anak-anak, Bunda.
"Untungnya, kematian akibat stroke pada anak-anak sangat jarang, tetapi itu bisa terjadi," kata Agrawal.
"Di lain sisi, otak anak masih berkembang sehingga (stroke) memiliki banyak konsekuensi dalam hal pembelajaran, kognisi, dan perilaku mereka," sambungnya.
Dikutip dari laman Boston Children's Hospital, stroke neonatal adalah stroke yang terjadi pada bayi baru lahir, yakni mulai dari di lahir hingga berusia 28 hari. Stroke ini terjadi pada satu dari 2.500 bayi yang lahir cukup bulan dan bahkan lebih umum terjadi pada bayi yang lahir prematur. Stroke juga bisa terjadi sebelum bayi lahir.
Stroke neonatal paling sering ditemukan segera setelah lahir pada bayi yang mengalami kejang, tampak lemah, dan tidak responsif. Diagnosis dapat dikonfirmasi melalui pencitraan saraf (neuroimaging).
Penyebab stroke neonatal
Ada dua jenis stroke neonatal, yakni stroke iskemik dan hemoragik. Jenis stroke neonatal yang umum adalah stroke iskemik arteri, yakni terjadinya bekuan darah atau kelainan struktural yang menghalangi aliran darah di dalam otak atau sumsum tulang belakang bayi.
Sementara itu, stroke hemoragik terjadi akibat dari pendarahan di otak. Penyebab umum stroke hemoragik meliputi kelainan pembuluh darah, seperti malformasi kavernosa, malformasi arteriovena, angioma vena, dan aneurisma. Stroke hemoragik juga dapat disebabkan karena gangguan pembekuan darah seperti hemofilia, penyakit sel sabit, tumor otak, dan penyakit jantung bawaan.
Selain stroke iskemik dan hemoragik, kondisi lain yang juga dikaitkan dengan peningkatan risiko stroke neonatal adalah gangguan jantung dan kondisi genetik yang dapat meningkatkan risiko pembekuan darah.
Gejala stroke neonatal
Gejala stroke neonatal yang paling umum adalah kejang yang sering kali terjadi sejak hari pertama setelah bayi lahir. Beberapa tanda dan gejala stroke neonatal lainnya meliputi:
- Bayi terlihat mengantuk dan lesu secara ekstrem (hipotonia)
- Kelemahan pada satu sisi tubuh (hemiparesis)
- Kesulitan makan
- Apnea atau periode saat pernapasan berhenti sementara
- Gangguan neurologis
Banyak bayi tidak menunjukkan gejala stroke yang nyata hingga mereka beranjak dewasa. Keterlambatan bicara dan kesulitan menjaga keseimbangan dapat menjadi tanda bahwa seorang anak mengalami stroke saat baru lahir, Bunda.
Penanganan stroke neonatal
Pemberian obat menjadi salah satu penanganan dalam stroke neotanal. Pengobatan seperti obat pemecah gumpalan (trombolitik) dapat diberikan untuk membuka pembuluh darah yang tersumbat oleh gumpalan darah dan membatasi efek stroke pada otak.
Pada beberapa pasien yang sakit kritis, dokter dapat melakukan tindakan trombolisis endovaskular. Pengobatan ini melibatkan pemasangan kateter yang sangat kecil ke area gumpalan dan pemberian obat pelarut gumpalan.
Jika pengobatan tersebut tidak bisa dijadikan pilihan, tim dokter akan memberikan perawatan neuroprotektif terbaik untuk membatasi kerusakan lebih lanjut pada otak anak. Perawatan ini berfokus pada menjaga kadar oksigen darah tinggi dan tekanan darah optimal, untuk memastikan otak menerima aliran darah dan oksigen yang dibutuhkan bayi, serta mengendalikan kadar glukosa darah dan mengobati demam, yang dapat memperburuk cedera otak akibat stroke.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(ank/fir)
