Radang Paru pada Anak: Kenali Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasinya

2 days ago 11

Pneumonia atau radang paru pada anak adalah suatu bentuk infeksi yang terjadi di saluran pernapasan akut dan menyerang paru-paru. Bisa berakibat buruk bagi bayi dan anak-anak, orang tua perlu mengenali penyebab hingga gejalanya sejak dini.

Paru-paru terdiri dari kantung-kantung kecil bernama alveoli, yang akan terisi udara saat seseorang bernapas secara normal. Saat terkena pneumonia, alveoli tersebut terisi dengan nanah dan cairan, sehingga menyebabkan rasa nyeri saat bernapas dan menghambat asupan oksigen.

Dikutip dari laman resmi World Health Organization (WHO), pneumonia merupakan penyebab kematian infeksius terbesar pada anak-anak di seluruh dunia. Pada tahun 2019, pneumonia menyebabkan kematian sebanyak 740.180 anak di bawah usia 5 tahun.

Penyakit radang paru dapat menyerang anak-anak dan keluarga di mana saja, namun kematian akibat pneumonia paling banyak terjadi di Asia Selatan dan Afrika sub-Sahara. 

Mengenal radang paru pada bayi

Pneumonia sering kali disebabkan oleh infeksi saluran pernapasan atas, seperti flu, yang menyebar ke paru-paru. Pada bayi dan anak-anak, pneumonia juga bisa disebabkan oleh infeksi bakteri.

Meskipun beberapa kasus pneumonia tergolong ringan, tapi kondisi ini bisa sangat serius, terutama bagi bayi. Alasannya, sistem kekebalan tubuh bayi masih belum berkembang sempurna. 

Ketika seorang bayi mengalami pneumonia, kantung udara di paru-parunya terisi cairan dan nanah sehingga ia akan menjadi sulit bernapas. Infeksi ini juga bisa menyebar dan menimbulkan komplikasi lain seperti sepsis.

Dikutip dari Very Well Health, sepsis merupakan kondisi di mana infeksi menyebar ke dalam aliran darah dan menyebabkan peradangan. Yang lebih fatal, dalam beberapa kasus serius sepsis juga dapat menyebabkan kegagalan fungsi organ.

Terlebih dengan adanya perubahan cuaca ekstrem saat ini, daya tahan tubuh rentan menurun dan berbagai penyakit pun jadi lebih mudah menginfeksi. Salah satunya radang paru pada anak dan bayi.

Penyebab radang paru pada bayi

Pneumonia pada anak-anak biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus. Berikut penjelasan lengkapnya:

1. Pneumonia bakteri

Pneumonia bakteri disebabkan oleh adanya infeksi bakteri di paru-paru. Jenis bakteri yang paling umum menyebabkan pneumonia pada anak antara lain:

  • Streptococcus pneumoniae, penyebab utama penyakit pneumokokus
  • Group B streptococcus, penyebab umum infeksi berat pada bayi baru lahir
  • Staphylococcus aureus, yang bisa menyebabkan infeksi katup jantung dan tulang
  • Group A streptococcus, yang juga bisa menyebabkan radang tenggorokan

2. Pneumonia virus

Pneumonia virus biasanya dimulai dari infeksi saluran pernapasan atas, yang kemudian menyebar ke paru-paru. Virus pernapasan yang bisa menyebabkan pneumonia meliputi:

  • Respiratory syncytial virus (RSV), penyebab paling umum bronkiolitis dan pneumonia pada anak di bawah usia 1 tahun
  • Virus influenza
  • Adenovirus, yang menyebabkan gejala mirip flu biasa

Pneumonia yang disebabkan oleh virus juga mungkin bisa berkembang menjadi pneumonia bakteri. Ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko anak mengalami pneumonia. Misalnya seperti riwayat penyakit kronis seperti cystic fibrosis atau asma.

Selain itu, anak yang terpapar asap rokok juga memiliki risiko lebih tinggi untuk terkena pneumonia.

Gejala radang paru

Gejala radang paru pada anak umumnya ditandai dengan batuk berdahak. Anak kemungkinan besar juga akan mengeluarkan lendir saat batuk.

Bayi dan balita sering kali tersedak atau muntah setelah tidak sengaja menelan lendir tersebut. Berikut tanda-tanda dan gejala radang paru yang umum terjadi pada anak:

  • Demam
  • Nyeri dada
  • Kelelahan
  • Penurunan nafsu makan
  • Menggigil
  • Sakit kepala

Pada pneumonia bakteri, gejala biasanya akan muncul dengan tiba-tiba. Sedangkan pada pneumonia virus, gejalanya muncul secara bertahap dan memburuk seiring waktu.

Bunda kemungkinan besar akan melihat bahwa Si Kecil menjadi sangat rewel, akibat kombinasi gejala seperti batuk, nyeri dada, dan kelelahan, yang membuat mereka merasa sangat tidak nyaman. 

Karena pneumonia memengaruhi paru-paru anak, Bunda mungkin akan melihat ada perubahan dalam pola napas mereka. Jadi, penting untuk memperhatikan adanya napas berbunyi (wheezing) atau sesak napas, dan segera mencari perawatan medis jika kondisinya terus memburuk.

Khususnya pada bayi dan balita, mereka mungkin akan menunjukkan cara bernapas yang cepat dan berat. Bunda bisa memperhatikan adanya tanda seperti anak berusaha lebih keras untuk bernapas, lubang hidungnya mengembang, serta otot-otot di sekitar dada dan tulang selangka tampak tertarik ke dalam.

Cara mengatasi radang paru pada bayi

18 Cara Mengeluarkan Dahak pada Bayi, Alami & Mudah Bisa Dicoba di RumahIlustrasi/Foto: Getty Images/Arisara_Tongdonnoi

Cara mengatasi radang paru pada bayi dan anak bergantung pada apakah penyebabnya adalah virus atau bakteri.

Lantaran pneumonia virus tidak merespons antibiotik, pengobatan biasanya terbatas pada istirahat, cairan, dan perawatan gejala seperti pengisapan lendir dan obat penurun demam.

Untuk pneumonia bakteri, dokter mungkin perlu meresepkan antibiotik. Bila memang demikian, pastikan Si Kecil mengonsumsi antibiotik sampai selesai sesuai resep, meskipun mereka tampak membaik dalam beberapa hari. 

Dalam perawatan di rumah sakit, mereka mungkin akan diberi antibiotik dan cairan melalui infus. Jika perlu, bayi juga akan diberikan bantuan pernapasan dengan menggunakan selang oksigen hidung atau masker oksigen.

Untuk membantu bayi merasa lebih nyaman dan mempercepat pemulihan, Bunda juga bisa melakukan perawatan di rumah dengan cara-cara berikut:

1. Penuhi kebutuhan cairan bayi

Bayi dengan pneumonia rentan mengalami dehidrasi akibat napas cepat dan demam. Oleh sebab itu, pastikan bayi  mendapat cukup cairan. 

Berikan ASI atau susu formula sesuai kebutuhan. Setelah bayi mencapai usia 6 bulan, Bunda bisa mulai memberikan air putih.

Hindari memberikan minuman elektrolit tanpa berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter ya, Bunda.

2. Gunakan humidifier

Letakkan humidifier di kamar tidur bayi untuk membantu meringankan pernapasan dan membersihkan paru-parunya, agar ia bisa bernapas dengan lebih nyaman.

3. Lakukan teknik mengisap lendir hidung

Bunda bisa menggunakan alat khusus untuk mengisap lendir hidung bayi, misalnya dengan syringe karet atau alat khusus penyedot hidung bayi secara perlahan. 

Cara ini terkadang perlu dilakukan lembut untuk menjaga saluran napas tetap terbuka dan agar bayi bisa bernapas lebih mudah.

Dikutip dari situs Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), vaksinasi atau imunisasi perlu dilakukan sebagai upaya mencegah pneumonia. Hal ini dapat membangun kekebalan tubuh untuk menghindari anak terkena penyakit radang paru tersebut.

Beberapa jenis vaksin yang dapat mencegah pneumonia di antaranya vaksin campak, vaksin Haemophilus influenza tipe b (Hib), dan vaksin Pneumococcus Conjugates Vaccine (PCV). Ingat, jangan tunda untuk segera konsultasi ke dokter untuk memastikan kelengkapan vaksinasi Si Kecil, ya, Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(fir/fir)

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online