Jakarta -
Liburan bersama keluarga memang jadi momen yang ditunggu-tunggu, apalagi setelah rutinitas harian yang padat. Namun, di balik keseruan itu, ada satu hal penting yang sering bikin pusing duluan, seperti soal biaya.
Setiap keluarga tentu punya kemampuan finansial yang berbeda-beda, tapi bukan berarti perencanaan keuangan bisa diabaikan. Kalau tidak dihitung secara matang, bukan hanya pengeluaran yang membengkak, tapi juga bisa mengganggu hal penting lainnya seperti tabungan atau cicilan bulanan.
Nah, agar liburan tetap seru dan aman di dompet, ada loh cara cerdas yang bisa Bunda terapkan dari sekarang. Salah satunya dengan mengikuti prinsip keuangan yang disarankan para pakar. Seperti apa caranya?
Ikuti aturan 50/30/20 agar liburan tetap aman di kantong
Dilansir dari CNN Business, seorang perencana keuangan di Amerika Serikat, Eric Simonson memberikan saran kepada para pencinta traveling untuk menggunakan aturan anggaran 50/30/20 sebagai cara sederhana dan efektif untuk merencanakan dana liburan. Berikut caranya:
- 50 persen penghasilan untuk untuk kebutuhan pokok yang bersifat wajib dan tidak bisa ditunda, seperti cicilan rumah, listrik, makanan pokok, dan biaya pendidikan atau pengasuh anak.
- 30 persen untuk keperluan gaya hidup dan hiburan termasuk liburan, makan di luar, belanja, atau nonton konser.
- 20 persen sisanya wajib disimpan untuk dana darurat, tabungan jangka panjang, atau investasi masa depan.
Kalau liburan jadi prioritas, Bunda bisa mengatur ulang porsi pengeluaran dalam kategori 30 persen. Misalnya, kurangi biaya nongkrong, belanja barang tidak penting, lalu sisihkan dananya untuk liburan.
Sementara itu, seorang financial planner di perusahaan keuangan di Amerika Serikat, Tyler Reeves menekankan bahwa kesenangan dari liburan sebaiknya tidak mengorbankan prioritas keuangan jangka panjang. Hal tersebut seperti utang, dana pensiun, dan pengeluaran wajib bulanan.
"Jangan mempertaruhkan prioritas lain yang tidak bisa dinegosiasikan. Tetapi, selama Anda tidak 'membahayakan' pos-pos keuangan tersebut, gunakan uang Anda dengan bijak dan hal yang membuat Anda bahagia," kata Reeves dikutip dari CNN.
Jangan bergantung pada kartu kredit
Tidak sedikit keluarga yang akhirnya membiayai liburan mereka dengan kartu kredit karena belum memiliki tabungan khusus. Menurut Eric Simonson, cara ini justru berisiko menambah tekanan biaya akibat bunga yang terus bertambah.
Oleh karena itu, sebaiknya mulai menyisihkan uang secara rutin sejak awal ke rekening khusus untuk liburan. Misalnya, jika Bunda menabung Rp300 ribu setiap bulan, dalam waktu satu tahun bisa terkumpul Rp3,6 juta yang bisa digunakan untuk liburan tanpa harus berutang.
"Sebaiknya buat anggaran sepanjang tahun dan simpan sejumlah uang setiap bulan untuk digunakan untuk perjalanan," tutur Simonson.
Kalau pun ingin memakai kartu kredit, pastikan itu untuk pembelian yang memang bisa langsung dilunasi. Jangan tergoda promo atau poin reward yang bikin Bunda jadi belanja lebih dari kemampuan.
Seorang mantan konsultan perjalanan di Florida, Amerika Serikat, Gabriela Aragon mengatakan bahwa banyak orang tidak tahu pasti berapa anggaran liburannya. Padahal, tanpa perencanaan, kita bisa menghabiskan lebih dari yang dibayangkan.
Jika dana belum cukup, bukan berarti liburan batal. Gabriela menyarankan untuk mengurangi lama hari liburan daripada menurunkan kualitasnya. Misalnya, kalau awalnya ingin liburan tujuh malam, bisa dikurangi jadi lima malam tapi tetap di tempat yang nyaman.
“Lebih baik kurangi kuantitas daripada kualitas,” kata Aragon.
Hal tersebut karena kenyamanan selama liburan lebih penting daripada durasi yang panjang tapi penuh penghematan yang dapat mengorbankan pengalaman saat liburan. Kalau Bunda, punya cara khusus mempersiapkan tabungan untuk liburan?
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(fir/fir)