Jakarta -
Posisi misionaris berhubungan saat hamil trimester kedua sering dipertanyakan apakah aman dilakukan saat hamil. Padahal, hubungan intim pada trimester kedua kehamilan posisi misionaris dapat dilakukan dengan aman lho. Asalkan ibu hamil merasa nyaman dan tidak ada komplikasi medis yang membahayakan.
Sebelum membahas lebih jauh, Bunda harus tahu apa itu posisi misionaris dalam berhubungan seks. Mengutip laman WebMD, posisi misionaris adalah posisi seks ketika salah satu pasangan berada di atas pasangan lainnya sehingga saling berhadapan. Pasangan yang melakukan penetrasi (suami) berada di atas dan biasanya memiliki kontrol lebih besar daripada istri yang berada di bawahnya.
Menurut Holly Richmond, terapis seks klinis dan terapis pernikahan dan keluarga berlisensi mengatakan sebenarnya berhubungan seks di kehamilan trimester kedua adalah masa yang paling menyenangkan untuk Bunda. Kenapa? karena rasa mual di pagi hari dan tubuh sudah menunjukkan lekuk-lekuk yang indah. Sedangkan pada trimester ketiga, perut yang semakin besar bisa membuat aktivitas seksual jadi terasa canggung.
"Biasanya, trimester kedua adalah masa yang paling menyenangkan,” kata Holly Richmond dikutip dari laman Healthline.
"Namun, inilah dasar dari semua hal yang perlu Anda ketahui tentang seks selama kehamilan. Semua jenis seks adalah seks yang baik selama terasa menyenangkan dan dilakukan secara konsensual," imbuh Holly Richmond.
Selain itu, berhubungan seks pada ibu hamil dapat memberikan manfaat luar biasa untuk Bunda dan janin di dalam kandungan lho.
"Perempuan yang mengalami orgasme selama kehamilan mendapatkan manfaat dari hormon yang menenangkan dan peningkatan aliran darah kardiovaskular dan manfaat itu juga akan dirasakan oleh bayi," kata Aleece Fosnight, asisten dokter dan konselor seks di bidang urologi, kesehatan wanita, dan pengobatan seksual.
Apakah posisi misionaris berhubungan saat hamil trimester kedua aman?
Mengutip laman Babycenter, istilah posisi misionaris pertama kali populer pada tahun 1960-an dan 1970-an, dan banyak pasangan masih memilih posisi ini hingga saat ini, termasuk saat berhubungan seks di awal kehamilan.
Posisi misionaris aman di awal kehamilan, tetapi bisa menjadi tidak nyaman seiring perkembangan kehamilan. Mulai sekitar 20 minggu kehamilan, berbaring telentang bisa membuat rahim menekan vena cava inferior, pembuluh darah besar yang mengalirkan darah kembali ke jantung Bunda. Penekanan ini bisa mengganggu aliran darah ke bayi.
Jika Bunda ingin mencoba posisi misionaris setelah trimester pertama, letakkan bantal di bawah tubuh agar sedikit miring dan tidak berbaring rata telentang. Pastikan pasangan menopang tubuh mereka dengan tangan atau lengan bawah di sisi kiri dan kanan tubuh Bunda sehingga mereka tidak memberikan tekanan pada perut.
Menurut dr Jennifer Wu, seorang OBGYN di New York City mengatakan posisi misionaris berhubungan saat hamil trimester kedua tetap aman dilakukan, selama pasanganmu menopang tubuhnya agar berat badannya tidak menekan tubuh Bunda. Jika pasangan lebih suka memiliki tangan yang bebas, cobalah berpindah ke tepi tempat tidur.
"Berbaringlah telentang di atas kasur dengan bokong berada di tepi tempat tidur dan kaki menggantung ke arah lantai. Kemudian, biarkan pasangan berlutut atau berdiri di depanmu," kata dr Jennifer Wu dikutip dari laman Whattoexpect.
Selain itu, menambahkan beberapa bantal dan menambahkan pelumas juga dapat memberikan kenyamanan untuk ibu hamil. "Menyisipkan beberapa bantal di bawah punggung dapat membantu mengurangi tekanan. Penggunaan pelumas juga bisa membantu meredakan pembengkakan pada vagina," kata dr. Wu.
Tips Seks Setelah Operasi Caesar/ Foto: HaiBunda/ Mia Kurnia Sari
Apa saja keunggulan posisi misionaris?
Posisi seks ini tidak hanya mudah dilakukan, tapi juga memiliki beberapa keunggulan, antara lain:
1. Komunikasi jadi lebih baik
Ahli seks selalu berpesan bahwa komunikasi di tempat tidur dengan pasangan itu sangat penting, tetapi sulit dalam dalam praktiknya.
Dalam posisi misionaris, Bunda dapat melakukan kontak mata dengan suami sambil berkomunikasi soal seks agar percintaan menjadi lebih panas.
2. Cocok dilakukan saat sedang malas
Istri tidak harus melakukan ekstra usaha ketika berada di posisi bawah. Bahkan ragam variasi misionaris bisa memberikan stimulasi klitoris yang memuaskan. Posisi perempuan yang di bawah dapat menerima rangsangan maksimal sehingga cocok dilakukan ketika Bunda sedang malas atau ingin lebih santai.
3. Tidak membahayakan
Posisi misionaris merupakan salah satu gaya bercinta dengan risiko cedera yang rendah. Bunda dan Ayah tak perlu melakukan gaya bercinta yang penuh risiko.
4. Jadi lebih intim
Berdasarkan hasil survei, 66,7 persen perempuan menjawab misionaris sebagai posisi favorit. Perempuan merasa lebih intim saat melakukan gaya misionaris.
“Posisi tatap muka memungkinkan berciuman dan menahan kecenderungan untuk berteriak. Ini juga sangat seksi dan intim,” ujar Michael Aaron, Ph.D. selaku terapis seks asal New York, seperti dilansir dari Fatherly.
5. Meningkatkan gairah seks
Sebuah studi pada 2019 juga menemukan bahwa gaya misionaris memungkinkan pasutri melakukan kontak mata. Ini juga bisa meningkatkan gairah seks.
“Berhadapan satu sama lain saat berhubungan seks memungkinkan kontak mata dan ekspresi wajah yang lebih intens, yang dapat meningkatkan keintiman selama berhubungan seks,” kata Jennifer Litner, seksolog dan pendiri Embrace Sexual Wellness, dikutip dari Insider.
6. Meminimalkan kebocoran sperma
Usai pria ejakulasi, perempuan bisa tetap dalam posisi berbaring sehingga sperma tidak mudah keluar. Alhasil sperma memiliki kesempatan lebih besar untuk berenang menuju sel telur, yang tentunya dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya pembuahan.
Begitulah penjelasan tentang amankah posisi misionaris berhubungan saat hamil trimester kedua ya Bunda. Semoga informasinya bermanfaat.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(pri/pri)