Marah kepada anak wajar terjadi saat mendidik dan mendisiplinkan anak. Namun, yang sering kali kita tidak sadari, kemarahan juga disertai dengan emosi lain, seperti kekecewaan, kekhawatiran, rasa malu, frustrasi, sakit hati, atau ketakutan.
Artinya, marah bisa saja berdampak pada psikis, bahkan bisa mengarah pada kekerasan verbal. Faktanya berdasarkan penelitian, kekerasan verbal ternyata sama buruknya dengan kekerasan fisik.
Itu berarti anak-anak yang mengalami kekerasan fisik bisa saja bernasib sama buruknya dengan anak-anak yang diserang secara kasar secara verbal.
Tentu, sebagai orang tua, kita tidak mau hal ini terjadi. Mungkin kita tidak pernah menyakiti anak secara fisik, tapi terkadang tanpa sadar kita juga menyakiti anak secara verbal melalui amarah.
Oleh karena itu, ada hal yang perlu orang tua ketahui tentang dampak sering memarahi anak dan bagaimana cara memperbaiki mental anak apabila dalam kesehariannya sering dimarahi.
Dampak anak sering dimarahi
Sekali lagi marah pada anak adalah hal yang wajar. Namun, sering dan selalu dimarahi bisa berdampak pada kesehatan mental anak, Bunda. Dikutip dari KidsHealth, anak-anak dapat bereaksi terhadap orang tua yang marah dengan berbagai macam respons yang berbeda, misalnya:
- Tidak dapat berkonsentrasi
- Merasa sulit bermain dengan anak-anak lain
- Menjadi pendiam dan takut
- Menjadi kasar dan agresif
- Mengalami masalah tidur
Mengutip studi yang dipublikasi di jurnal Behavioral Sciences, kekerasan emosional pada anak dikaitkan dengan berbagai dampak buruk di masa dewasa termasuk depresi, kecemasan, disosiasi, somatisasi, harga diri rendah, kemarahan/mudah tersinggung, dan ketidakpuasan dalam pernikahan.
Kekerasan pada masa kanak-kanak, terutama kekerasan emosional pada anak, dapat merusak sistem diri anak, termasuk kesadaran diri, koherensi diri, dan keberlanjutan diri, yang dapat berdampak buruk pada harga diri anak dan meningkatkan perasaan bersalah, malu, depresi, dan kemarahan.
10 Cara memperbaiki Mental Anak yang Sering Dimarahi
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk memperbaiki mental anak yang sering dimarahi. Berikut caranya seperti dikutip dari beberapa sumber:
1. Jangan berlarut, tapi tunjukkan cinta
Selama itu bertujuan untuk mendidik, wajar saja jika ada kalanya Bunda memarahi anak. Namun, jangan sampai amarah itu sampai berlarut-larut, Bunda dan Ayah perlu ungkapkan rasa cinta usai memarahi mereka. Gunakan pelukan, senyuman, kata-kata, dan tindakan yang penuh perhatian untuk menunjukkan kasih sayang. Gunakan kata-kata yang menenangkan dan berikan kenyamanan saat anak sedang kesal.
2. Minta maaf
Membentak dan berteriak dapat menyakiti hati anak. Jika terlanjur melakukannya, maka buang rasa gengsi untuk meminta maaf lebih dahulu, Bunda. Menurut psikolog Ratih Zulhaqqi, M,Psi, Psikolog, meminta maaf itu bukan hanya karena orang tua merasa bersalah. Hal ini juga menjadi cara Bunda untuk menghargai sebuah hubungan.
"Meminta maaf itu untuk menghargai sebuah hubungan. Jadi yang meminta maaf bukan hanya yang melakukan kesalahan, tapi bisa saja karena ada rasa ketidaknyamanan," kata Ratih, dalam Live Instagram Haibunda, beberapa waktu lalu.
3. Habiskan waktu bersama anak
Lakukan hal-hal yang menenangkan, membuat relaks, atau menyenangkan bersama Si Kecil. Masak bersama, jalan-jalan, bermain, membaca, membuat karya seni, atau bernyanyi. Cobalah lakukan ini setiap hari, meskipun hanya beberapa menit.
4. Jadilah orang tua yang sabar dan hangat
Gunakan kata-kata yang baik. Bersabarlah saat mereka melakukan kesalahan. Berikan pujian saat anak berhasil atau berusaha keras. Beri tahu anak bahwa kita bangga padanya. Tunjukkan cara untuk mencoba lagi.
5. Miliki rutinitas yang menenangkan
Luangkan beberapa menit sebelum tidur (atau kapan saja) untuk membacakan cerita, berpelukan, atau bernyanyi untuk anak yang masih kecil. Untuk anak yang lebih besar, biasakan untuk memeluknya sebelum tidur, serta beberapa menit untuk berbicara, mendengarkan, atau tertawa bersama. Beberapa menit tambahan bersama Bunda dapat membantu anak merasa tenang, aman, dan rileks.
6. Yakinkan anak-anak bahwa mereka aman dan dirawat
Mengutip laman resmi UNICEF, yang terpenting, Bunda bisa meluangkan waktu ekstra bersama anak juga dapat membantu mereka merasa aman. Tunjukkan kepada anak bahwa kita peduli pada mereka, misalnya dengan bersikap penuh kasih sayang, tersenyum, mengatakan bahwa kita mencintai mereka, memeluk, atau berpegangan tangan.
7. Pelajari tentang perasaan anak
Pilih waktu dan tempat saat anak lebih mungkin merasa nyaman untuk berbicara dengan bebas, seperti saat makan bersama keluarga. Cobalah untuk tidak membicarakan topik tersebut sebelum tidur. Tanyakan kepada anak bagaimana perasaan mereka. Akui betapa sulitnya saat ini bagi mereka. Luangkan waktu untuk mendengarkan mereka dan cobalah untuk memahami apa yang telah mereka alami. Pastikan untuk meyakinkan mereka bahwa apa pun yang mereka rasakan adalah hal yang wajar.
8. Buat anak bertanggung jawab
Jangan sekadar memarahi anak, tapi buat mereka bertanggung jawab. Jika anak tahu mereka akan dimintai pertanggungjawaban, maka kemungkinan besar anak akan menyelesaikan masalah dengan cepat dan kecil kemungkinan mereka melakukan kesalahan lagi.
9. Dengarkan perasaan anak
Ditunjukkan atau tidak, anak juga merasa emosional ketika dimarahi. Beri Si Kecil dan Bunda waktu untuk menenangkan diri dulu. Setelah emosi Bunda dan anak mulai stabil kembali, validasi perasaan masing-masing lewat obrolan.
Tanyakan dan dengarkan bagaimana perasaannya tentang kejadian itu. Terima emosi apa pun yang dirasakan anak. Hati-hati, jangan biarkan Bunda menyangkal atau bersikap defensif ketika anak mengatakan apa yang dirasakannya.
10. Pastikan anak merasa nyaman saat berinteraksi dengan orang lain
Anak-anak yang mengalami trauma akibat sering dimarahi bisa menunjukkan reaksi yang berbeda-beda seperti yang dibahas sebelumnya. Cobalah untuk memperhatikan reaksi atau perilakunya, terutama ketika dia menanggapi sesuatu.
Dengan memperhatikan reaksinya, Bunda dapat mengetahui apa yang dapat dilakukan untuk membuatnya tetap nyaman. Anak-anak dapat melakukan sesuatu dengan lebih baik jika mereka merasa nyaman, dicintai, dan dihargai.
Demikian ulasan mengenai dampak anak yang terlalu sering dimarahi. Meskipun terkadang memarahi anak adalah cara untuk mendisiplinkannya, perlu Bunda pahami pula cara mengembalikan rasa aman dan nyaman anak bersama orang tua.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(rap/rap)