Jakarta -
Ibu hamil umumnya diberikan sejumlah vitamin serta suplemen dari dokter. Vitamin tersebut tidak hanya bagus untuk ibu hamil, tapi juga sangat penting untuk mendukung pertumbuhan janin serta kesehatan ibu.
Carla Prophete, MPAS, PA-C, asisten dokter spesialis penyakit dalam dan OB-GYN bersertifikat menjelaskan bahwa mendapat nutrisi yang tepat penting di setiap tahap kehidupan, tetapi sangat penting selama kehamilan.
"Karena Anda perlu memberi nutrisi pada diri sendiri dan bayi yang sedang tumbuh," kata Prophete dilansir dari Healthline.
Menurut Prophete, kebutuhan asupan makronutrien selama kehamilan meningkat secara signifikan. Makronutrien yang dimaksud meliputi karbohidrat, protein, dan lemak.
Begitu juga dengan kebutuhan mikronutrien, yang meliputi vitamin, mineral, dan elemen jejak, meningkat lebih banyak daripada kebutuhan makronutrien.
15 Vitamin, suplemen, dan nutrisi yang bagus untuk ibu hamil
Prophete mengatakan, penggunaan vitamin atau suplemen sama seperti obat-obatan. Dokter harus menyetujui serta mengawasi semua suplemen maupun vitamin untuk memastikan bahwa suplemen tersebut diperlukan dan dikonsumsi dalam jumlah yang aman.
Ibu hamil juga usahakan untuk selalu membeli vitamin dari merek ternama yang produknya telah dievaluasi. Hal ini memastikan bahwa vitamin tersebut sesyau standar tertentu dan umumnya aman dikonsumsi.
Berikut 15 vitamin, suplemen, dan nutrisi yang bagus untuk ibu hamil:
1. Folat
Folat adalah vitamin B yang berperan penting dalam sintesis DNA, produksi sel darah merah, serta pertumbuhan dan perkembangan janin. Sedangkan asam folat adalah bentuk sintetis folat yang ditemukan dalam banyak suplemen. Folat diubah menjadi bentuk aktif folat — L-metilfolat — di dalam tubuh.
Ibu hamil disarankan mengonsumsi setidaknya 600 mikrogram (mcg) folat atau asam folat per hari untuk mengurangi risiko cacat tabung saraf dan kelainan bawaan seperti celah langit-langit dan cacat jantung. Dalam tinjauan dari lima penelitian acak yang melibatkan 6.105 perempuan, suplementasi asam folat setiap hari dikaitkan dengan penurunan risiko cacat tabung saraf. Tidak ada efek samping negatif yang dicatat.
Ibu hamil dapat memperoleh folat dari makanan, tapi banyak perempuan yang tidak mengonsumsi cukup makanan kaya folat sehingga membutuhkan suplementasi.
2. Zat besi
Kebutuhan zat besi meningkat secara signifikan selama kehamilan, karena volume darah ibu meningkat sekitar 45 persen. Zat besi sangat penting untuk transportasi oksigen dan pertumbuhan serta perkembangan bayi dan plasenta yang sehat.
Asupan zat besi yang direkomendasikan sebesar 27 miligram (mg) per hari yang dapat dipenuhi melalui sebagian besar vitamin prenatal.
Jika ibu hamil mengalami kekurangan zat besi atau anemia maka memerlukan dosis zat besi yang lebih tinggi, yang diatur oleh dokter.
Anemia selama kehamilan telah dikaitkan dengan kelahiran prematur, depresi ibu, dan anemia pada bayi. Jika ibu hamil tidak kekurangan zat besi maka tidak boleh mengonsumsi lebih dari asupan zat besi yang direkomendasikan untuk menghindari efek samping yang merugikan. Ini mungkin termasuk sembelit, muntah, dan kadar hemoglobin yang sangat tinggi.
3. Kalsium
Kalsium sangat penting untuk pembentukan tulang dan gigi bayi serta meningkatkan perkembangan otot, jantung, serta sarafnya. Kalsium tidak mudah didapatkan karena tubuh tak bisa memproduksinya. Itulah sebabnya Bunda dapat memperoleh kalsium dari makanan atau suplemen.
Dikutip dari WebMD, setidaknya dibutuhkan 1.000 miligram (mg) kalsium setiap hari selama hamil. Kebutuhan meningkat menjadi 1.300 mg per hari pada ibu hamil di usia 31 hingga 50 tahun.
4. Vitamin D
Vitamin yang larut dalam lemak ini penting untuk fungsi kekebalan tubuh, kesehatan tulang, dan pembelahan sel. Ibu hamil yang kekurangan vitamin D dikaitkan dengan peningkatan risiko operasi caesar, preeklamsia, kelahiran prematur, dan diabetes gestasional.
Asupan vitamin D yang direkomendasikan saat ini selama kehamilan adalah 600 IU atau 15 mcg per hari. Namun, beberapa ahli menyarankan bahwa kebutuhan vitamin D selama kehamilan jauh lebih tinggi.
5. Minyak ikan
Minyak ikan mengandung asam docosahexaenoic (DHA) dan asam eicosapentaenoic (EPA), dua asam lemak esensial yang penting untuk perkembangan otak bayi.
Pemberian suplemen DHA dan EPA selama kehamilan dapat meningkatkan perkembangan otak pasca-kehamilan pada bayi dan mengurangi depresi ibu, meskipun penelitian tentang topik ini belum meyakinkan.
Kadar DHA ibu penting untuk perkembangan janin yang baik dan suplemen dianggap aman. Masih belum jelas apakah mengonsumsi minyak ikan selama kehamilan diperlukan.
Untuk mendapatkan DHA dan EPA melalui makanan, dianjurkan untuk mengonsumsi dua hingga tiga porsi ikan rendah merkuri seperti salmon, sarden, atau pollock per minggu.
Meningkatkan perkembangan otak dan mata janin.
6. Yodium
Yodium diperlukan untuk menghasilkan hormon tiroid yang penting untuk fungsi kognitif termasuk memori, perhatian, persepsi, penalaran, dan kemampuan untuk mempertahankan informasi. Mengingat fungsinya cukup krusial, mineral ini sangat penting bagi ibu hamil.
Sebuah studi tahun 2017 di jurnal Nutrients menemukan bahwa anak-anak dari ibu yang kurang mengonsumsi jumlah yodium yang direkomendasikan, mengalami peningkatan risiko terkena Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD). Untuk itu, disarankan orang dewasa mengonsumsi 150 mg yodium sehari dalam diet mereka.
Sementara ibu hamil perlu mengonsumsi 200 mg. Bunda dapat memperoleh sekitar 50 mg yodium dalam satu gelas susu, satu cangkir yoghurt, satu porsi ikan cod atau dua butir telur.
7. Vitamin B12
Vitamin B12 penting untuk menjaga kesehatan saraf ibu hamil. Suplemen B12 membantu mencegah cacat lahir sistem saraf tulang belakang pada bayi.
Bunda dapat menemukan B12 dalam makanan yang terfortifikasi, seperti susu kedelai. Selain itu, konsumsi juga unggas, telur, dan susu. Asupan vitamin B12 harus mencapai 2,6 mikrogram per hari ya, Bunda.
8. Vitamin C
Vitamin C selama kehamilan tidak hanya penting untuk sistem kekebalan tubuh. Tapi juga digunakan untuk membuat kolagen, protein struktural yang merupakan komponen tulang rawan, tendon, tulang, dan kulit.
Ibu hamil membutuhkan lebih banyak vitamin C ketimbang perempuan yang tidak hamil. Sedangkan ibu menyusui lebih banyak lagi membutuhkan vitamin C.
Bunda dapat memperoleh Vitamin C dari berbagai macam buah dan sayuran, dan diet seimbang dapat menyediakan semua vitamin C yang dibutuhkan. Mengonsumsi vitamin C secara berlebihan malah akan mengganggu perut.
9. Zinc (Seng)
Mendapatkan cukup zinc selama kehamilan penting untuk kesehatan bayi dan ibunya. Bayi membutuhkan zinc untuk pertumbuhan sel dan perkembangan otak.
Mineral penting ini juga membantu mendukung sistem kekebalan tubuh, menjaga indra perasa dan penciuman, dan menyembuhkan luka. Perempuan hamil berusia 19 tahun ke atas membutuhkan 11 miligram (mg) zinc per hari.
Makanan yang mengandung zinc meliputi daging merah, kerang, unggas, babi, produk susu, sereal yang difortifikasi, dan kacang-kacangan.
Penting untuk pertumbuhan dan sistem kekebalan tubuh janin.
10. Magnesium
Magnesium adalah mineral yang terlibat dalam ratusan reaksi kimia dalam tubuh. Magnesium berperan penting dalam fungsi kekebalan tubuh, otot, dan saraf.
Kekurangan mineral ini selama kehamilan dapat meningkatkan risiko hipertensi kronis dan persalinan prematur.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa suplementasi magnesium dapat mengurangi risiko komplikasi seperti hambatan pertumbuhan janin dan kelahiran prematur.
11. Probiotik
Probiotik adalah mikroorganisme hidup yang dianggap bermanfaat bagi kesehatan pencernaan. Banyak penelitian telah menunjukkan bahwa probiotik aman dikonsumsi selama kehamilan, dan tidak ada efek samping berbahaya yang telah diidentifikasi, selain risiko infeksi yang disebabkan oleh probiotik yang sangat rendah.
Selain itu, beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa suplemen probiotik dapat mengurangi risiko diabetes gestasional, depresi pascapersalinan, serta eksim dan dermatitis pada bayi.
Penelitian tentang penggunaan probiotik selama kehamilan masih berlangsung, dan lebih banyak lagi tentang peran probiotik dalam kesehatan ibu dan janin pasti akan ditemukan.
12. Kolin
Kolin memainkan peran penting dalam perkembangan otak bayi dan membantu mencegah kelainan pada otak dan tulang belakang. Jumlah asupan kolin harian yang direkomendasikan saat ini selama kehamilan (450 mg per hari) dianggap tidak memadai dan asupan yang mendekati 930 mg per hari dianggap optimal.
Perlu diketahui bahwa vitamin prenatal sering kali tidak mengandung kolin. Dokter mungkin merekomendasikan suplemen kolin terpisah.
13. Protein
Asupan protein perlu ditingkatkan dari yang direkomendasikan 0,36 gram per pon (0,8 gram per kg) berat badan untuk perempuan yang tidak hamil menjadi 0,5 gram per pon (1,1 gram per kg) berat badan untuk perempuan hamil. Bunda sebaiknya menyertakan protein dalam setiap makanan dan camilan untuk memenuhi kebutuhan.
14. Serat
Serat memainkan peran penting dalam kesehatan pencernaan, begitu pula pada ibu hamil. Meskipun tidak dapat dicerna dan tidak menyediakan sumber energi langsung, serat tetap dapat membantu meningkatkan kesehatan prenatal dengan berbagai cara.
Dietitian terdaftar dari North Miami Beach, Florida, Amerika Serikat, Jesse Feder, mengatakan bahwa mengonsumsi serat selama kehamilan adalah hal yang menyehatkan, karena hal ini memungkinkan kesehatan usus yang baik bagi ibu dan penyerapan nutrisi yang tepat bagi ibu dan anak.
15. Air putih
Ibu hamil harus minum lebih banyak air putih dibanding orang yang tidak hamil. Jumlahnya meningkat karena untuk memenuhi kebutuhan cairan dua orang, yaitu ibu dan bayinya. Dilansir Mom Junction, ibu hamil sebaiknya mengonsumsi 10-12 gelas air putih per hari.
7 Vitamin, suplemen, dan nutrisi yang perlu dihindari untuk ibu hamil
Ibu hamil sebaiknya selalu konsultasikan dengan dokter sebelum mengonsumsi suplemen apapun selama kehamilan.
Berikut sejumlah vitamin, suplemen, dan nutrisi yang perlu dihindari ibu hamil
1. Vitamin A dosis tinggi (lebih dari 10.000 IU)
Vitamin A sangat penting untuk perkembangan penglihatan dan fungsi kekebalan tubuh janin, namun terlalu banyak vitamin A dapat berbahaya.
Mengingat vitamin A adalah vitamin yang larut dalam lemak, tubuh dapat menyimpan kelebihan vitamin A di hati.
Penumpukan vitamin ini dapat menimbulkan efek racun pada tubuh dan menyebabkan kerusakan hati. Bahkan dapat menyebabkan cacat lahir. Misalnya, kelebihan vitamin A selama kehamilan terbukti menyebabkan kelainan bawaan lahir.
2. Vitamin E
Vitamin yang larut dalam lemak ini memainkan banyak peran penting dalam tubuh dan terlibat dalam ekspresi gen dan fungsi kekebalan tubuh.
Meskipun vitamin E sangat penting untuk kesehatan, Bunda disarankan untuk tidak mengonsumsinya sebagai suplemen.
Suplemen vitamin E tambahan belum terbukti meningkatkan hasil bagi ibu atau bayi dan malah dapat meningkatkan risiko nyeri perut dan pecahnya kantung ketuban sebelum waktunya.
3. Retinoid oral
Ini merupakan turunan vitamin A. Mengonsumsi retinoid oral berisiko menyebabkan cacat lahir.
4. Suplemen herbal tanpa izin BPOM
Beberapa suplemen herbal dapat menyebabkan kontraksi rahim atau gangguan kehamilan.
5. Kafein
Kafein berlebihan dikaitkan dengan keguguran dan bayi lahir dengan berat rendah.
6. Suplemen zat besi berlebihan
Zat besi berlebihan dapat menyebabkan konstipasi berat dan gangguan pencernaan.
7. Minyak hati ikan cod
Umumnya minyak ikan ini mengandung vitamin A dosis tinggi yang dapat membahayakan janin.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(pri/pri)