Imunisasi merupakan ikhtiar orang tua untuk menjaga anak dari penyakit yang ditularkan orang-orang di lingkungan sekitar. Sebagian besar vaksin tidak hanya bermanfaat bagi individu yang menerima vaksin, karena akan membentuk kekebalan kelompok atau herd immunity.
Herd immunity terjadi ketika sebagian besar individu dalam suatu populasi terlindungi dari suatu penyakit melalui imunisasi. Lagipula, menerima imunisasi juga adalah hak setiap anak untuk dapat hidup sehat dan sejahtera, terhindarkan dari penyakit.
Imunisasi rutin harus dilaksanakan setiap bulan untuk memastikan agar setiap anak mendapatkan imunisasi sesuai jadwal. Jika tidak sesuai jadwal, anak bisa mengikuti imunisasi kejar. Mengutip booklet Imunisasi Kejar Kemenkes RI, imunisasi kejar merupakan kegiatan memberikan imunisasi kepada bayi dan balita yang belum menerima dosis vaksin sesuai usia yang ditentukan pada jadwal imunisasi nasional.
Meski dapat dikejar, ada beberapa imunisasi yang tidak dapat dikejar. Artinya, untuk kebaikan Si Kecil, imunisasi ini tidak boleh terlambat diberikan.
4 Imunisasi yang tak boleh terlambat diberikan
Apa saja imunisasinya? Simak daftar imunisasi anak yang tidak boleh terlambat diberikan berikut ini!
1. BCG
Imunisasi BCG adalah vaksin terkenal yang diberikan kepada bayi untuk melindungi mereka terhadap Tuberkulosis (TBC). Imunisasi ini juga dikenal dengan nama vaksin Bacillus Calmette-Guérin (BCG).
Imunisasi BCG disuntikkan di lengan bayi secara intradermal. Imunisasi ini terdiri dari sel bakteri yang telah dilemahkan, yang menyebabkan kulit menjadi kemerahan dan bengkak. Ini merupakan gejala normal yang akan hilang dalam waktu beberapa minggu.
Pemberian vaksin BCG umumya hanya diberikan satu kali yakni pada saat bayi baru lahir hingga berusia satu bulan. BCG dapat ditunda sampai terbukti bayi tidak terinfeksi TB, namun bayi diberi pencegahan TB. Usia tiga bulan atau lebih BCG diberikan bila uji tuberkulin negatif.
Bila uji tuberkulin tidak tersedia, BCG tetap diberikan namun bila timbul reaksi lokal cepat pada minggu pertama harus dilakukan pemeriksaan lanjutan untuk diagnosis TB. Menurut pedoman dari IDAI, imunisasi BCG dapat dikejar hingga anak berusia 12 bulan.
2. Rotavirus
Dikutip dari laman resmi Kementerian Kesehatan, kasus rotavirus banyak terjadi pada anak-anak di bawah usia dua tahun. Pemberian vaksin rotavirus pun diberikan untuk melindungi anak dari kejadian diare yang berat.
Imunisasi rotavirus merupakan vaksin hidup yang dilemahkan. Imunisasi ini diberikan kepada anak secara oral yang dapat bereplikasi di usus manusia untuk menghasilkan respons imun. Terdapat dua jenis vaksin rotavirus yang bisa diberikan pada anak:
Imunisasi monovalen (RV1)
Imunisasi monovalen diberikan sebanyak dua kali. Dosis pertama diberikan saat anak berusia enam sampai 12 minggu. Anak bisa mendapatkan dosis kedua dengan jarak minimal empat minggu setelah vaksin sebelumnya atau paling lambat sebelum anak berusia 24 minggu.
Imunisasi pentavalen (RV5)
Imunisasi pentavalen diberikan sebanyak tiga kali. Dosis pertama diberikan ketika anak berusia enam sampai 12 minggu, sedangkan dosis kedua dan ketiga diberikan dengan interval empat sampai 10 minggu setelah vaksin sebelumnya. Dosis ketiga pun diberikan paling lambat pada usia 32 minggu. Jadi, jangan sampai terlambat ya, Bunda.
3. Haemophilus influenzae tipe B (HiB)
Imunisasi Haemophilus influenzae tipe B (HiB) adalah vaksin untuk mencegah penyakit yang disebabkan oleh kuman Hib, yang dapat menyebabkan radang otak (meningitis), radang paru (pneumonia), infeksi telinga (otitis media) dan lain lain.
Untuk Bunda ketahui, vaksin Hib hanya dapat mencegah meningitis dan pneumonia yang disebabkan oleh kuman Hib. Sedangkan meningitis dan pneumonia yang disebabkan oleh kuman Pneumokokus tidak dapat dicegah dengan vaksin Hib, tetapi harus dicegah vaksin Pneumokokus (PCV).
Menurut pedoman imunisasi anak, imunisasi ini diberikan dalam bentuk kombinasi sesuai jadwal vaksin pentavalen atau heksavalen DTwP atau DTaP diberikan pada usia 2,4,6 bulan atau 2,3,4 bulan, dan usia 18 bulan.
4. Pneumococcal conjugate vaccine (PCV)
Pneumococcal conjugate vaccine atau vaksin PCV bertujuan untuk mencegah penyakit radang paru, radang selaput otak, radang telinga yang disebabkan oleh bakteri Pneumokokus. Program imunisasi nasional PCV ini dijadwalkan pada usia 2, 3, dan 12 bulan, Bunda.
Imunisasi ini disuntikan pada anak usia 2, 4, dan 6 bulan dengan jarak minimal satu bulan dan booster pada usia 12 -15 bulan dengan jarak dua bulan dari dosis sebelumnya. Jika belum diberikan usia 1-2 tahun diberikan PCV dua kali dengan jarak minimal dua bulan.
Jika masih belum diberikan juga pada usia 2-5 tahun, PCV10 diberikan dua kali dengan jarak dua bulan, PCV13 diberikan satu kali. Jika anak sudah berusia di atas lima tahun, bisa saja dikejar namun hanya yang berisiko tinggi infeksi pneumokokus.
Demikian ulasan mengenai daftar imunisasi yang tak boleh terlambat diberikan. Mulai dari BCG hingga PCV yang berguna mencegah penyakit radang paru. Semoga informasinya dapat membantu Bunda mengambil keputusan yang tepat untuk anak.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(rap/rap)