Apa Bunda belakangan sering merasa cemas? Mungkin perlu memperbaiki pola makan. Faktanya, pola makan bisa mempengaruhi berat badan lho, Bunda.
Kecemasan sering dianggap sebagai masalah psikologis semata. Padahal para ahli kini menemukan bahwa pola makan memiliki peran besar dalam menentukan kondisi mental seseorang.
Makanan yang Bunda konsumsi sehari-hari ternyata tidak hanya memengaruhi berat badan dan kesehatan fisik, tapi juga berdampak langsung pada keseimbangan emosi, kadar stres, hingga risiko munculnya gangguan kecemasan. Fenomena ini semakin mendapat perhatian karena kecemasan menjadi masalah global yang terus meningkat.
Di Inggris misalnya, hampir 6 persen orang dewasa mengalami Generalised Anxiety Disorder (GAD) dalam satu minggu tertentu. Menurut NHS, GAD merupakan kondisi jangka panjang yang membuat seseorang merasa cemas terhadap berbagai situasi, bukan hanya satu kejadian spesifik.
Banyak penderitanya merasa gelisah hampir setiap hari bahkan tidak ingat lagi kapan terakhir kali merasa benar-benar relaks. Dengan angka yang cukup tinggi, para peneliti pun mulai mengeksplorasi hubungan antara pangan dan kesehatan mental. Bidang ini dikenal sebagai nutritional psychiatry atau metabolic psychiatry.
“Tidak ada alasan untuk berpikir bahwa otak bekerja berbeda dari organ lain yang semuanya terpengaruh oleh diet,” jelas Dr Nicholas Norwitz, peneliti yang aktif mengkaji hubungan antara metabolisme dan kondisi mental, mengutip BBC.
Dr Nicholas juga menilai nutrisi dan gaya hidup bisa menjadi dasar intervensi yang efektif bagi kesehatan mental. Untuk itu, cobalah Bunda mengatur pola makan yang bisa membantu meringankan kecemasan.
Pola makan yang bisa pengaruhi kecemasan
Pola makan seperti apa yang bisa mengurangi kecemasan? Bahas di sini yuk, Bunda.
1. Probiotik dan makanan fermentasi
Peran usus terhadap kesehatan mental kini makin kuat dibuktikan oleh penelitian. “Ada hubungan dua arah antara mikrobioma dan kecemasan,” ujar Dr Nicholas.
Bakteri baik di usus berkomunikasi dengan otak melalui saraf vagus. Jadi, kondisi usus yang buruk dapat menciptakan siklus kecemasan yang semakin buruk.
Makanan fermentasi seperti kimchi, kombucha, sauerkraut, dan kefir tanpa pemanis sangat dianjurkan untuk menjaga mikrobiota usus tetap sehat. Hal ini juga sejalan dengan riset Prof Felice Jacka, direktur Food and Mood Centre di Deakin University, Australia.
“Pengetahuan baru mengenai peran bakteri usus dalam kesehatan mental merupakan langkah besar. Diet merupakan faktor terpenting dan pengaruhnya dapat terjadi dengan cepat," kata Jacka.
Ia juga memprediksi bahwa makanan fermentasi, probiotik, dan prebiotik akan menjadi bagian penting dari protokol pencegahan serta pengobatan kecemasan di masa mendatang.
2. Asupan omega-3
Omega-3 bukan hanya baik untuk fungsi otak secara umum, melainkan terbukti memiliki keterkaitan dengan penurunan gejala kecemasan. Beberapa penelitian menemukan bahwa konsumsi omega-3 dapat menurunkan inflamasi yang kemudian berkontribusi pada membaiknya kondisi mental.
“Data mengenai omega-3 dan kecemasan cukup kuat. Asam lemak EPA dan DHA dari ikan berlemak terkait dengan kesehatan mental yang lebih baik,” ujar Dr Nicholas.
Omega-3 juga meningkatkan brain-derived neurotrophic factor (BDNF) yang berperan dalam menjaga kesehatan saraf dan regulasi hormon kebahagiaan seperti dopamin serta serotonin. Ia menyarankan mengingat akronim SMASH (sardines, mackerel, anchovies, salmon, herring) sebagai sumber terbaik omega-3.
3. Pola makan Mediterania
Pola makan Mediterania dikenal memiliki manfaat luas bagi tubuh, termasuk kesehatan mental. Salah satu alasannya karena memiliki kemampuan menjaga stabilitas gula darah.
Menurut organisasi kesehatan mental Mind, gula darah yang rendah dapat membuat seseorang merasa lelah, mudah tersinggung, atau sedih. Penelitian besar yang dipimpin Dr Piril Hepsomali, dosen psikologi di University of Roehampton, menemukan hubungan kuat antara pola makan sehat dan kesehatan mental.
“Kami melihat adanya korelasi positif antara pola makan sehat dan kesehatan mental, terutama dari konsumsi tinggi sayur, buah, ikan, air, dan serat," ujar Dr Hepsomali.
Dr Hepsomali juga menyebut bahwa diet yang mampu mengurangi inflamasi, stres oksidatif, serta memperbaiki mikrobiota usus dapat secara langsung memengaruhi kecemasan, termasuk GAD.
4. Diet ketogenik
Dalam beberapa tahun terakhir, para ahli mulai meneliti potensi diet keto untuk kesehatan mental. Hasil riset awal menunjukkan hasil menjanjikan.
Dr Nicholas menyebut sebuah studi di Prancis yang melibatkan pasien dengan depresi berat, bipolar, hingga skizofrenia. Dari 28 peserta yang menyelesaikan diet, 43 persen menunjukkan remisi total, sementara sisanya mengalami perbaikan.
Meski penelitian pada kecemasan secara spesifik masih berkembang, banyak klinisi melaporkan bahwa diet keto dapat meredakan gejala pada sebagian pasien.
“Setiap orang memiliki kebutuhan kesehatan yang berbeda. Konsultasikan dengan profesional sebelum mencoba diet baru," saran Dr Nicholas.
Jadi, pola makan memang memainkan peran penting dalam kondisi mental Bunda dan tidak boleh diabaikan. Dari perbaikan kesehatan usus, penurunan inflamasi, hingga stabilitas gula darah, semuanya berkontribusi pada pengurangan gejala kecemasan.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(som/som)
.png)
16 hours ago
5















































