Jakarta -
Banyak ibu baru merasa khawatir untuk kembali aktif bergerak setelah melahirkan. Salah satu ketakutan yang paling sering muncul adalah: Apakah olahraga pasca melahirkan bisa membuat ASI seret?
Padahal, tubuh manusia sangatlah cerdas. Sejak seorang perempuan hamil, tubuh sudah mulai mempersiapkan diri untuk memberi makan bayi. Begitu proses persalinan selesai, hormon khusus mengambil alih dan memulai produksi ASI.
Mengutip laman Indiatimes, produksi ASI dikendalikan oleh dua hormon utama. Pertama hormon prolaktin yang berfungsi untuk memproduksi ASI. Hormon ini disekresikan setelah melahirkan, ketika plasenta telah keluar dari tubuh.
Kedua, hormon oksitosin ini adalah hormon let-down (refleks pengeluaran ASI). Hormon ini memberi sinyal pada payudara untuk melepaskan ASI yang sudah diproduksi. Oksitosin dipicu ketika bayi menyusu, menangis, atau bahkan saat ibu memikirkan bayinya.
Olahraga pasca melahirkan dan produksi ASI
Olahraga pasca melahirkan justru aman dan memberikan banyak manfaat seperti:
- Mempercepat pemulihan tubuh setelah melahirkan
- Mengurangi stres
- Meningkatkan kualitas tidur
- Memperbaiki suasana hati
- Mendukung kesehatan jantung dan otot
Menurut rekomendasi American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG), olahraga ringan hingga sedang tidak memengaruhi produksi maupun kualitas ASI. Bahkan, olahraga dianjurkan untuk kesehatan secara keseluruhan dan pemulihan tubuh setelah melahirkan.
Fakta pengaruh olahraga setelah melahirkan
1. Jumlah ASI terutama dipengaruhi oleh seberapa sering dan seberapa efektif bayi menyusu, bukan oleh aktivitas olahraga ibu.
2. Olahraga ringan hingga sedang (seperti berjalan, berenang, yoga, jogging) tidak memengaruhi kandungan nutrisi dalam ASI.
3. Beberapa studi menunjukkan kadar asam laktat dapat meningkat sementara setelah olahraga yang sangat intens, sehingga mungkin sedikit mengubah rasa ASI. Namun hal ini tidak berbahaya bagi bayi dan biasanya tidak memengaruhi pola menyusu.
4. Tetap terhidrasi dan terpenuhi kebutuhan nutrisi sangat penting untuk mendukung aktivitas fisik serta produksi ASI.
Menurut Dr. Sandhya Singh S, PhD., HOD & Chief Clinical Dietician, Apollo Hospitals, olahraga tetap aman bagi ibu menyusui selama nutrisi dan istirahat terpenuhi dengan baik.
Tips aman untuk ibu menyusui yang berolahraga
1. Susui atau pompa ASI sebelum berolahraga untuk mengurangi rasa penuh pada payudara dan meningkatkan kenyamanan.
2. Gunakan bra olahraga yang memberikan penopang yang baik agar tidak menimbulkan ketidaknyamanan.
3. Jaga hidrasi dan konsumsi kalori yang cukup untuk memenuhi kebutuhan olahraga dan produksi ASI.
Semoga informasinya tentang mitos atau fakta tentang olahragara pasca melahirkan bisa membuat ASI atau serem bermanfaat ya, Bunda.
Kemudian pertanyaan mitos atau fakta: benarkah olahraga dapat mengurangi produksi ASI? jawabannya mitos ya, Bunda. Kenapa? olahraga pasca melahirkan tidak membuat ASI seret, selama ibu tetap menyusui secara rutin, makan cukup, dan menjaga hidrasi.
Untuk memahami ini, perhatikan faktor utama yang benar-benar memengaruhi produksi ASI:
1. Menyusu atau memompa secara rutin
Semakin sering ibu menyusui atau memompa, semakin banyak ASI yang diproduksi. Payudara bekerja mengikuti ritme: jika ASI terus dikeluarkan, tubuh akan terdorong untuk mengisi kembali.
2. Peletakan (latch) yang baik
Jika bayi melekat dengan benar dan menyusu dengan efektif, tubuh mendapat sinyal kuat bahwa ASI perlu diproduksi lebih banyak. Tidak ada rasa sakit, tidak ada bunyi klik, hanya hisapan yang lancar itulah tujuannya.
3. Makan cukup & tetap terhidrasi
Pola makan seimbang sangat penting untuk produksi ASI, karena tubuh membutuhkan suplai energi yang stabil. Menyusui ibarat berlari maraton kecil setiap hari, sehingga camilan dan air adalah bahan bakarnya.
4. Istirahat
Meski sulit dilakukan dengan bayi baru lahir. Tapi tidur singkat pun sudah cukup membantu. Hormon bekerja lebih baik ketika ibu rileks dan tidak stres.
5. Kontak kulit ke kulit
Menggendong bayi dan melakukan skin-to-skin dapat membantu memicu oksitosin, hormon 'cinta' yang membantu pengeluaran ASI.
6. Dukungan keluarga
Dukungan keluarga sangat penting agar ibu merasa aman dan nyaman. Dengan dukungan ini, ibu dapat makan dan tidur tepat waktu, yang sangat memengaruhi produksi ASI.
1.Tidak cukup sering menyusui atau memompa.
2. Masalah pelekatan atau bayi tidak mengisap dengan baik. Hal ini mengurangi rangsangan produksi ASI dan menyebabkan ASI menumpuk hingga menimbulkan rasa sakit
3. Stres & kelelahan: tubuh dapat menahan ASI ketika ibu kewalahan itu artinya stres memengaruhi produksi dan pelepasan ASI.
4. Obat-obatan atau KB tertentu. Beberapa obat flu atau KB hormonal terutama yang mengandung estrogen dapat memengaruhi produksi.
5. Merokok, alkohol berlebih, atau zat tertentu dapat mengganggu produksi serta aliran ASI dan membahayakan bayi.
6. Kondisi kesehatan tertentu seperti PCOS, masalah tiroid, anemia, atau sisa plasenta dapat menurunkan produksi ASI. Semua ini dapat ditangani, hanya memerlukan perhatian dan dukungan tambahan.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(pri/pri)
.png)
16 hours ago
3















































