Studi Terbaru Temukan Kaitan Suhu Panas Ekstrem dengan Kehamilan Berisiko Tinggi

1 day ago 7

Jakarta -

Puncak musim panas akan segera tiba. Bunda yang sedang hamil sebaiknya mewaspadai cuaca panas ekstrim selama musim kemarau ya.

Studi terbaru mengaitkan dampak suhu panas ekstrem dengan peningkatan risiko kehamilan yang tinggi. Beberapa risiko ini seperti kelahiran prematur dan ancaman terhadap kesehatan ibu.

Studi yang dilakukan oleh organisasi nirlaba sains dan komunikasi Climate Central ini menganalisis data suhu harian dari tahun 2020 hingga 2024 di 940 kota di 247 negara. Para peneliti mencari 'hari-hari dengan suhu panas ekstrem', yang didefinisikan sebagai hari dengan suhu melampaui normal atau lebih dari 95 persen suhu harian lainnya di area tersebut.

Menurut hasil studi, hampir sepertiga negara yang disurvei mengalami hari-hari dalam satu bulan yang panasnya bisa berisiko pada kehamilan. Untuk sebagian besar negara, hari-hari dengan risiko panas selama kehamilan meningkat dua kali lipat. Menurut para ahli, hal tersebut merupakan pola yang dapat dikaitkan dengan perubahan iklim, Bunda.

"Bahkan satu hari saja dengan suhu panas ekstrem dapat meningkatkan risiko komplikasi kehamilan yang serius," kata wakil presiden bidang sains Climate Central, Kristina Dahl, dikutip dari ABC News.

"Perubahan iklim meningkatkan suhu panas ekstrem dan meningkatkan hal yang bertentangan dengan kehamilan sehat di seluruh dunia, terutama di tempat-tempat yang perawatannya sudah sulit diakses."

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Centers for Disease Control and Prevention (CDC), suhu panas ekstrem dapat meningkatkan risiko komplikasi kehamilan dan dikaitkan dengan tekanan darah tinggi, diabetes, pasien mesti dirawat inap, kelahiran prematur, atau bahkan kematian.

"Cuaca panas ekstrem kini menjadi salah satu ancaman paling mendesak bagi ibu hamil di seluruh dunia, yang menyebabkan lebih banyak kehamilan menjadi berisiko tinggi, terutama di tempat-tempat yang akses layanan kesehatannya terbatas," kata dokter kesehatan perempuan dan pakar dampak perubahan iklim terhadap kesehatan manusia, Dr. Bruce Bekkar.

"Memotong emisi bahan bakar fosil tidak hanya baik untuk planet ini, tetapi juga merupakan langkah penting untuk melindungi ibu hamil dan bayi baru lahir di seluruh dunia," sambungnya.

Studi sebelumnya mengaitkan panas ekstrem dengan risiko pada kehamilan

Pakar kesehatan lingkungan di Johns Hopkins Health System di Washington DC, Nathaniel DeNicola, pernah mengungkap dampak panas ekstrem dengan risiko preeklamsia, Bunda. Menurutnya, penelitian telah mengaitkan peningkatan paparan panas selama kehamilan dengan risiko hipertensi dan preeklamsia yang tinggi.

Tak hanya itu, ibu hamil yang stres karena panas ekstrem juga lebih mungkin mengalami diabetes gestasional dan masalah jantung menjelang persalinan.

"Ada banyak alasan untuk berpikir bahwa hubungan yang kita lihat antara panas ekstrem dan hasil yang lebih buruk (pada kehamilan) saling terkait," kata DeNicola, dilansir BBC.

Studi lain juga mengaitkan panas ekstrem dengan kelahiran prematur dan lahir mati (stillbirth). Dalam tinjauan tahun 2020 di JAMA Network Open terhadap 68 studi antara tahun 2007 dan 2019, ditemukan hubungan antara panas ekstrem dan kontraksi prematur, serta kelahiran prematur. Studi ini secara bersama-sama menganalisis 32,7 juta kelahiran di Amerika Serikat (AS).

Sementara itu dalam studi yang diterbitkan di BMC Environmental Health tahun 2022, ditemukan peningkatan risiko lahir mati sebesar 10 persen untuk setiap kenaikan suhu sebesar 1 derajat Celcius di atas ambang batas tertentu. Studi ini meneliti lebih dari 140.000 kelahiran mati di AS.

Tips mengatasi 'rasa gerah' akibat suhu panas ekstrem

Rasa gerah yang muncul karena cuaca panas ekstrem sebaiknya diatasi selama kehamilan. Selain untuk menghindari rasa tidak nyaman, hal tersebut dapat meminimalisir risikonya pada kehamilan.

Dikutip dari Baby Centre, berikut 10 cara mengatasi rasa gerah akibat suhu panas ekstrem selama hamil:

  1. Bunda disarankan untuk memenuhi kebutuhan cairan sepanjang hari. Cobalah untuk selalu membawa sebotol air untuk menghindari dehidrasi, terutama saat berolahraga.
  2. Hindari berolahraga atau melakukan aktivitas fisik saat cuaca panas. Tunggu hingga cuaca lebih dingin.
  3. Kenakan pakaian longgar yang terbuat dari bahan katun atau serat alami, sehingga dapat menyerap keringat lebih baik dibandingkan kain bahan sintetis.
  4. Tetaplah berada di tempat yang teduh, terutama antara pukul 11.00 hingga 15.00 siang.
  5. Bila harus berada di bawah terik matahari, pastikan untuk menggunakan payung dan membawa kipas angin mini portable untuk mendinginkan tubuh.
  6. Saat berada di ruangan, pastikan suhunya tidak panas saat menutup jendela, gorden, serta tirai. Buka jendela saat suhu di luar lebih rendah daripada di dalam.
  7. Menggunakan kipas angin untuk mengalirkan udara di sekitar ruangan pada malam hari untuk mengatasi rasa gerah.
  8. Hindari konsumsi makanan yang panas dan pedas saat cuaca panas ekstrem.
  9. Kurangi penggunaan peralatan listrik di rumah karena dapat menghasilkan cukup banyak panas.
  10. Beli tanaman hias yang dapat diletakkan di dalam ruangan untuk mendinginkan udara saat panas.

Demikian studi terbaru yang membahas tentang dampak suhu panas ekstrem pada ibu hamil. Semoga informasi ini bermanfaat ya, Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(ank/rap)

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online