Gaya Parenting Otoritatif vs Otoriter untuk Anak, Apa Perbedaannya?

19 hours ago 4

Jakarta -

Untuk mengasuh Si Kecil, saat ini ada banyak jenis gaya parenting yang dapat diterapkan. Termasuk di antaranya gaya parenting otoritatif dan otoriter. Apa perbedaan antara kedua pola asuh ini? 

Hal ini perlu diketahui sebab tanpa disadari, gaya pengasuhan dalam jangka panjang bisa memengaruhi kepercayaan diri dan kemandirian anak kelak.

Jangan sampai kesalahan dalam pengasuhan, nantinya membentuk karakter anak ke arah negatif ya, Bunda.

Gaya parenting otoritatif

Dikutip dari Psych Central, gaya parenting otoritatif merupakan filosofi pengasuhan yang dikembangkan pada tahun 1960-an oleh psikolog tumbuh kembang bernama Diana Baumrind.

"Orang tua yang menggunakan gaya otoritatif mempunyai ekspektasi tertentu terhadap anak, tetapi mereka menggunakan rasa hormat untuk mendorong perilaku yang baik," ungkap konselor kesehatan mental di Amerika Serikat, Jaclyn Gulotta.

Biasanya orang tua yang menerapkan pengasuhan otoritatif akan menetapkan batasan dan aturan yang jelas untuk anak. Di waktu yang bersamaan, mereka tetap berupaya memberi sumber daya dan dukungan yang dibutuhkan untuk memenuhi harapan tersebut.

Tak hanya menetapkan batasan, orang tua juga memberikan ruang untuk percakapan dan kompromi dalam berkomunikasi dengan anak.

Ciri-ciri orang tua otoritatif

Dikutip dari Very Well Mind, ciri-ciri orang tua dengan gaya pengasuhan otoritatif ditunjukkan dalam karakteristik seperti:

  • Menerapkan disiplin yang adil dan konsisten ketika peraturan dilanggar
  • Memberi kesempatan pada anak untuk menyampaikan pendapat
  • Mendorong anak untuk mendiskusikan pilihan-pilihan
  • Mengekspresikan kehangatan dan pengasuhan positif
  • Menumbuhkan kemandirian dan penalaran
  • Mau mendengarkan anak sepenuhnya
  • Memberikan batasan, konsekuensi, dan harapan terhadap perilaku anak

Meskipun ekspektasi orang tua dengan pola asuh ini bisa saja tinggi, mereka juga mampu menyesuaikan bergantung pada situasi, kebutuhan anak, dan faktor lain. 

Gaya parenting otoriter

Sementara itu, ada pola asuh lain yang memiliki nama serupa seperti otoritatif yakni otoriter. 

Dikutip dari Parenting First Cry, pola asuh otoriter adalah gaya pengasuhan di mana salah satu atau kedua orang tua selalu mengawasi aktivitas anak atau mempertahankan kendali atas kehidupan mereka.

Orang tua sangat menekankan disiplin dan kepatuhan ketat terhadap aturan dan regulasi. Bahkan tampak seperti tidak peduli dengan kebutuhan anak. 

Ciri-ciri orang tua otoriter

Tanpa disadari, ada beberapa ciri-ciri orang tua otoriter yang mungkin bisa melukai perasaan dan pembentukan karakter anak. Di antaranya seperti:

  • Membuat aturan secara sepihak, tanpa peduli kebutuhan anak
  • Memberi hukuman dan mengendalikan perilaku anak
  • Kurangnya empati
  • Menuntut anak untuk selalu memenuhi keinginan orang tua
  • Tidak ada privasi
  • Memberi target yang tidak realistis

Gaya parenting otoritatif vs otoriter untuk anak

9 Cara Mendidik Anak agar Bahagia dan Tumbuh jadi Pribadi yang Positif Menurut PakarIlustrasi/Foto: Getty Images/Edwin Tan

Pengasuhan otoritatif menggabungkan empati dan batasan yang jelas. Dengan kata lain, ada ekspektasi yang tinggi, tetapi juga disertai dengan dukungan yang cukup bagi anak untuk mencapai ekspektasi tersebut.

Sebagai contoh, jika orang tua meminta anak membersihkan kamar namun mereka gagal melakukannya, respons yang diberikan bukan berupa hukuman. 

Sebaliknya, orang tua mengajak anak berdiskusi tentang mengapa penting untuk merapikan kamar, mengakui dan memvalidasi perasaan anak jika mereka merasa kesulitan atau terbebani, tetapi pada akhirnya tetap menuntut anak untuk menyelesaikan tugas tersebut.

Jenis pengasuhan seperti ini memang membutuhkan lebih banyak kesabaran dalam jangka pendek, tetapi efek jangka panjangnya sangat positif.

"Penelitian menunjukkan bahwa ini adalah gaya pengasuhan yang justru menghasilkan anak-anak dan orang dewasa yang lebih kompeten, memiliki regulasi emosi yang baik, serta lebih mampu menghadapi stres atau tekanan hidup," ujar Dokter Spesialis Anak, Mona Amin, seperti dikutip dari CNBC Make It.

Sebaliknya, gaya pengasuhan otoriter digambarkan sebagai pendekatan yang kaku. Orang tua memberikan kontrol terlampau tinggi, tetapi tidak memperhatikan kebutuhan dan kondisi anak. 

"Tidak ada banyak diskusi yang terjadi. Tidak ada banyak kerja sama. Bayangkan saja tipe orang tua yang berkata, 'Lakukan karena Ayah/Bunda menyuruh begitu'," ujar Amin.

Orang tua dengan pola asuh otoriter tidak mengomunikasikan batasan dengan jelas kepada anak. Sebaliknya, mereka langsung memberikan hukuman ketika anak berperilaku tidak sesuai dengan yang mereka inginkan. 

Pada intinya, anak-anak cenderung merasa lebih aman dengan orang tua yang otoritatif. Bukan hanya karena ada lebih banyak empati, tetapi juga karena aturan disampaikan dengan lebih jelas dan terstruktur.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(fir/fir)

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online