Jakarta -
Beda generasi, beda pula karakteristik dan cara mendidiknya. Termasuk pada anak generasi alpha atau gen alpha. Bagaimana pola asuh yang paling tepat?
Dengan memberikan pengasuhan yang tepat, anak Gen Alpha memiliki peluang untuk tumbuh dewasa dengan karakter positif dan menjunjung tinggi sopan santun.
Hal ini karena anak-anak Gen Alpha tumbuh di era teknologi canggih sehingga orang tua tidak hanya dituntut untuk mengikuti perkembangan zaman, tetapi juga memahami karakter unik mereka.
Generasi Alpha tahun berapa?
Generasi Alpha mencakup anak-anak yang lahir pada tahun 2010 atau setelahnya, yakni kelompok generasi yang datang setelah Generasi Z (lahir antara 1997 dan awal 2010-an).
Generasi ini dikenal sebagai digital native dan lebih 'melek' teknologi dibandingkan generasi-generasi sebelumnya. Dikutip dari Parents, mereka disebut-sebut menjadi generasi pertama yang tidak mengenal waktu tanpa melihat dari media sosial.
Menurut profesor sosiologi Deborah Carr, PhD, keragaman yang semakin meningkat dalam lingkungan tempat mereka tumbuh kemungkinan besar akan menjadikan Generasi Alpha lebih mampu menerima perbedaan.
Ciri-ciri Gen Alpha
Anak Generasi Alpha umumnya memiliki jiwa pemimpin, namun sering kali jika tidak dikendalikan dengan baik dapat membuat mereka jadi terlalu perfeksionis.
Untuk mendukung dan membina sifat kepemimpinan Alpha secara positif, orang tua sebaiknya memperbanyak anak belajar tentang kerja sama tim dan membangun empati. Berikut beberapa ciri-ciri Gen Alpha seperti dikutip berbagai sumber:
1. Pandai mendengarkan
Psikolog Klinis di Amerika Serikat, Sally McCormack menyebutkan bahwa pemimpin biasanya memiliki kemampuan mendengarkan yang baik dan mampu mendorong orang lain.
Namun terkadang, sifat Alpha ini kadang bisa berkembang menjadi keengganan untuk menerima sudut pandang orang lain. Jika ini terjadi, McCormack menyarankan agar anak diajarkan cara memimpin yang lebih positif.
2. Peduli dengan orang lain
Ciri-ciri Gen Alpha lainnya yakni lebih peduli dengan lingkungan sekitarnya. Jadi, ketika Bunda mendapati anak senang menghibur atau membantu teman-temannya, itu bisa menjadi tanda bahwa mereka memiliki sifat Alpha.
3. Lebih rentan stres
Anak-anak Alpha juga lebih mudah merasa frustrasi. Hal ini terutama jika mereka merasa kesulitan menerima arahan, yang dapat menyebabkan situasi menjadi kurang menyenangkan.
4. Berjiwa sosial tinggi
Dikutip dari Romper, anak-anak Alpha umumnya memiliki kepercayaan diri sosial yang tinggi, sehingga cenderung menarik perhatian anak-anak lain.
5. Terkadang selalu ingin menang
Gen Alpha mungkin memiliki keinginan kuat untuk selalu menang, menjadi yang terbaik dalam segala hal, dan tahu segala sesuatu. Di sinilah peran orang tua untuk mengerem keinginan tersebut, serta membantu anak supaya bisa mengendalikan dirinya sendiri.
Faktor pembentuk Gen Alpha
Ada beberapa faktor pembentuk Gen Alpha, salah satunya yang utama adalah perkembangan teknologi dan digitalisasi sejak dini.
Seperti diketahui, Gen Alpha terlahir ke dunia yang sudah penuh akan perkembangan teknologi modern. Termasuk smartphone, tablet, dan artificial intelligence (AI).
Selain itu, karakteristik orang tua (yang rata-rata berasal dari Gen Millenial dan Gen X) juga turut berpengaruh, Bunda. Mereka umumnya lebih terlibat secara emosional, sehingga mendorong pola pengasuhan holistik dan mengutamakan komunikasi terbuka.
Adanya pandemi COVID‑19 di sekitar tahun 2020 turut membentuk karakteristik Gen Alpha, karena mengubah gaya sosial dan akademik anak. Banyak anak tumbuh dengan proses belajar online dan mengutamakan digital karena pembelajaran jarak jauh.
Cara mendidik Gen Alpha di era digital
Ilustrasi keluarga/Foto: Getty Images/imtmphoto
Psikolog klinis asal Kanada dan penulis buku Rest, Play, Grow – Making Sense of Preschoolers, Dr. Deborah MacNamara, menyatakan bahwa Gen Alpha bisa menjadi tantangan unik dalam pengasuhan.
Apabila tidak dikendalikan dengan baik, anak Gen Alpha cenderung mengatur orang tua dan mudah membangkang. Berikut beberapa cara mendidik anak Gen Alpha di era digital saat ini:
1. Tekankan pentingnya komunikasi yang nyata
Pakar sejarah generasi, Eliza Filby, menyampaikan pentingnya membangun kecerdasan emosional anak di era AI. Termasuk membiarkan mereka mengalami kegagalan, mengekspresikan emosi, dan memahami perasaan orang lain.
2. Ajak anak untuk mengungkapkan emosi
Peran orang tua adalah menciptakan rasa aman, agar anak merasa nyaman berada di rumah. Jika sedang ada konflik, ajak anak untuk selalu membicarakan tentang perasaan mereka.
3. Perbanyak aktivitas bersama
Beberapa anak Alpha mungkin enggan keluar rumah, karena lebih senang bermain gadget. Cari kesempatan untuk bepergian dan beraktivitas bersama secara rutin.
Selain itu, sebisa mungkin batasi paparan anak bermain media sosial. Jangan sampai berlebihan ya, Bunda. Anak perlu belajar mengenali diri dan berinteraksi dengan dunia nyata agar kehidupannya seimbang.
Perbedaan Generasi Z dan Alpha
Generasi Z lahir antara tahun 1995 hingga 2009. Sementara itu, Gen Alpha mulai sejak sekitar 2010 dan akan berakhir sekitar 2024.
Jika Gen Z tumbuh bersamaan dengan perkembangan smartphone dan media sosial, sehingga mereka perlu waktu lebih banyak untuk belajar beradaptasi.
Sementara itu, Gen Alpha secara alami sudah terbiasa dengan perkembangan ini. Bahkan dimulai sejak masih bayi dan balita. Ini menjadikan anak-anak Gen Alpha lebih unggul dari segi digital dan teknologi.
7 Nama generasi dan tahun lahirnya
Generasi terbentuk untuk mengenal karakteristik sesuai tahun lahir, serta dengan perkembangan dunia saat itu. Terkadang ini menjadi penting, terutama untuk menentukan gaya pengasuhan.
Lalu, apa saja nama-nama generasi yang ada saat ini dan berapa saja tahun lahirnya?
1. The Builders (Sebelum 1946)
Generasi Builders lahir sebelum tahun 1946. Sebutan ini menunjukkan bahwa generasi ini telah 'membangun' banyak aspek dari kehidupan masyarakat saat ini.
Generasi ini juga menunjukkan ketangguhan yang luar biasa, terutama pada mereka yang melewati Perang Dunia II.
2. Baby Boomers (1946–1964)
Baby Boomers lahir antara tahun 1946 hingga 1964. Nama generasi ini diambil dari adanya ledakan angka kelahiran yang terjadi setelah Perang Dunia II.
Peningkatan populasi ini juga memicu perkembangan pesat dunia terutama dalam sektor ekonomi dan infrastruktur.
3. Generasi X (1965–1979)
Generasi X menggambarkan mereka yang lahir antara tahun 1965 hingga 1979. Sebutan 'X' berasal dari seorang penulis dan seniman visual asal Kanada, Douglas Coupland, yang dianggap menggambarkan sikap menantang otoritas.
Generasi ini sempat melewati masa pandemi dengan berbagai tantangan yang ada dan kini sebagian besar tengah berupaya kembali meningkatkan ekonomi.
4. Generasi Y (1980–1994)
Gen Y, yang juga dikenal sebagai Gen Millennial, lahir antara tahun 1980 hingga 1994.
Saat ini, generasi ini mulai memasuki tahap kehidupan sebagai orang tua dan membina keluarga, seiring dengan masuknya mereka ke usia 30 dan 40-an.
5. Generasi Z (1995–2009)
Generasi Z mencakup mereka yang lahir antara tahun 1995 hingga 2009. Dibentuk dalam era pandemi COVID-19, secara ekonomi dan sosial mereka menjadi lebih tangguh.
Mereka sangat fokus pada pendidikan dan menyadari pentingnya pendidikan sejak usia dini.
6. Generasi Alpha (2010–2024)
Generasi Alpha lahir antara tahun 2010 hingga 2024. Alasan generasi ini dinamai sebagai 'Alpha' adalah karena mereka dianggap sebagai 'sesuatu yang baru'.
Kelompok Alpha ini adalah generasi pertama yang sepenuhnya lahir di abad ke-21 dan benar-benar dibentuk oleh era baru ini.
Tahun awal kelahiran mereka, yakni tahun 2010 bertepatan dengan peluncuran beberapa jenis gadget dan media sosial.
7. Generasi Beta (2025–2039)
Meskipun jumlah anak-anak Gen Beta belum banyak, tapi mereka diprediksi akan menjadi generasi yang sangat terintegrasi dengan teknologi.
Mereka juga punya karakter punya rasa ingin tahu tinggi dan senang mencari perkembangan baru di bidang digital.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(fir/fir)