Hindari Ucapkan "Jangan Ngomong sama Orang Asing" ke Anak, Ini Kata Penggantinya Menurut Pakar

19 hours ago 5

Maraknya kejahatan pada anak yang terjadi belakangan ini membuat orang tua khawatir untuk membiarkan mereka terlalu lama di luar rumah, bahkan berbicara kepada orang asing. Namun, sebaiknya orang tua tidak perlu khawatir secara berlebihan. Pasalnya, anak bisa diajarkan tentang keamanan diri dan keselamatan pribadi.

Selama ini, banyak orang tua melarang anak-anak agar jangan bicara dengan orang asing. Ini bertujuan agar anak tidak mudah dibujuk rayu sebagai pintu utama terjadinya kejahatan.

Tapi, bagi anak-anak? Mungkin sulit untuk benar-benar menafsirkan frasa itu tanpa konteks. Pada dasarnya hati mereka masih polos dan belum bisa mengembangkan daya pikir mereka terhadap sebuah risiko, Bunda. Jika seseorang tidak dikenal, mereka mungkin tidak menganggapnya sebagai orang asing jika mereka bersikap baik.

"Ditambah lagi, anak-anak mungkin salah memahami aturan ini dan menolak bantuan petugas darurat yang tidak mereka kenal, kata direktur eksekutif Pusat Nasional untuk Anak Hilang & Tereksploitasi, dari Kantor Regional Florida, di Lake Park, Nancy McBride, dikutip dari Parents.

Bagaimanapun, kita ingin anak-anak kita dapat berbicara dengan guru atau dokter mereka, yang awalnya adalah orang asing. Kita ingin mereka belajar cara meminta bantuan, atau memesan makanan, atau mendapatkan teman baru. Semua hal itu memerlukan berbicara dengan orang asing pada tingkat tertentu, dan keterampilan yang mereka bangun dengan melakukan hal-hal ini akan berguna bagi mereka sepanjang hidup mereka.

Hindari "Jangan ngomong sama orang asing"

Alih-alih memperingatkan mereka tentang orang asing, coba ajukan skenario dulu seperti "apa yang akan kamu lakukan jika seorang pria yang tidak kamu kenal menawarimu permen dan mengantarmu pulang?" Minta mereka menjelaskan apa yang akan mereka lakukan. Setelah kita tahu bagaimana mereka akan menangani situasi tersebut, kita dapat membimbing mereka ke tindakan yang tepat.

Jadi, bagaimana kita menanamkan anak untuk tetap ramah tanpa terlalu percaya? Pakar pengasuhan anak dan psikolog, Reena B. Patel, LEP, BCBA, mengatakan bahwa yang terpenting adalah kesadaran, bukan pembatasan.

“Penting untuk mengajarkan (anak-anak) perbedaan antara seseorang yang mereka kenal dan dapat percaya dengan seseorang yang tidak mereka kenal, dan bagaimana interaksi mereka seharusnya berbeda. Tidak apa-apa untuk mengizinkan percakapan di depan umum, tetapi berikan mereka contoh nyata tentang apa yang harus diperhatikan terkait perilaku, lalu apa yang harus dilakukan terhadapnya,” ungkapnya.

Untuk anak-anak yang lebih muda yang mungkin tidak begitu intuitif, Patel mengatakan orang tua harus meningkatkan kewaspadaan dengan memperhatikan tanda-tanda bahaya dan memercayai insting mereka. Ya, kita mungkin takut harus "berbincang-bincang ringan" dengan orang asing karena kebetulan anak kita berbicara dengan mereka, tetapi kita dapat menggunakan kesempatan itu untuk mengamati lebih dari sekadar terlibat.

Patel menyebutkan beberapa aturan dasar untuk memastikan anak-anak tahu:

  • Penting untuk mengajari mereka bahwa orang dewasa tidak meminta bantuan anak-anak.
  • Anak-anak tidak boleh mengikuti orang dewasa jika mereka meminta untuk menunjukkan sesuatu tanpa orang tua/wali mereka juga ikut bersama mereka.
  • Amati bagaimana orang dewasa bertindak dibandingkan dengan apa yang mereka katakan kepada amak.

Gunakan kata sandi yang hanya diketahui Bunda dan anak

Kebanyakan anak-anak cenderung waspada terhadap orang asing yang tampak jahat atau tampak menakutkan. Namun, kebanyakan predator dan penculik adalah orang-orang yang berpenampilan biasa, Bunda. Banyak dari mereka yang berusaha keras agar terlihat ramah, aman, dan menarik bagi anak-anak. Jadi, alih-alih menilai seseorang dari penampilannya, ajari anak-anak untuk menilai orang lain dari tindakannya.

Selain mendorong anak-anak agar memercayai insting mereka sendiri, ajari anak-anak kode rahasia. Kata sandi adalah kode yang hanya diketahui antara Bunda atau orang yang dikenal dengan anak untuk mengisyaratkan kondisi berbahaya.

Dikutip dari Bright Side, kata sandi tersebut harus mudah diingat, diucapkan, dan ditulis. Singkatnya, kata sandi tersebut harus berupa sesuatu yang langsung dikenali oleh semua anggota keluarga. Kata sandi tersebut dapat berupa benda yang disukai semua orang, kata yang lucu, atau bahkan sekadar huruf.

Anak-anak dapat menggunakan kata sandi keluarga ini dalam berbagai situasi seperti. Misalnya, saat mereka dijemput oleh teman keluarga atau orang lain. Sebagai orang tua, kita dapat memberi tahu tentang kode tersebut. Saat anak mendengarnya, mereka akan merasa aman dan tahu bahwa tidak berbahaya untuk dijemput.

Namun, dalam situasi yang sama, orang asing mungkin bisa berpura-pura menjadi keluarga yang menjemput. Orang asing dapat mendekati seorang anak, berpura-pura menjadi teman keluarga dan mengatakan bahwa bunda atau ayah mereka meminta mereka untuk membawa anak itu pulang.

Jika orang asing itu tidak dapat memberikan kata sandi yang dibutuhkan, anak akan mengerti bahwa itu semua bohong dan sebaiknya langsung melaporkan pada guru atau sekuriti sekolah.

Demikian cara mengajari anak keselamatan diri di luar rumah. Alih-alih melarang mereka untuk berbicara dengan orang asing, lebih baik mengajari anak mengenai kesadaran pada suatu kondisi bahaya. 

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(rap/rap)

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online