Konflik internal keluarga Kerajaan Inggris kembali mencuat ke hadapan publik, Bunda. Kali ini, sorotan tertuju pada hubungan yang masih membeku antara Raja Charles III dan putra bungsunya, Pangeran Harry.
Meski keduanya sempat bertatap muka setelah sang raja divonis kanker, ketegangan yang sudah lama mengendap tampaknya belum juga mencair. Publik pun bertanya-tanya, mengapa hubungan ayah dan anak ini begitu sulit dipulihkan, bahkan ketika kesempatan untuk bertemu kembali terbuka lebar?
Lantas, apa alasan Raja Charles III hingga disebut enggan memaafkan dan bahkan menghindari pertemuan dengan sang putra?
Raja Charles III disebut telah hilang kepercayaan
Harapan akan rekonsiliasi antara Raja Charles III dan Pangeran Harry tampaknya semakin memudar, Bunda. Sejumlah pakar kerajaan menyebut hubungan ayah dan anak ini berada di titik terendah, bahkan mendekati tak bisa diperbaiki.
Meskipun Raja Charles III dan Ratu Camilla dijadwalkan melakukan kunjungan ke Kanada pada 26–27 Mei, yang secara geografis cukup dekat dengan kediaman Pangeran Harry di Montecito, California, tidak ada rencana pertemuan pribadi di antara mereka.
Helena Chard, penyiar sekaligus fotografer, menyatakan bahwa Raja Charles sejatinya menginginkan hubungan yang baik dengan putra bungsunya. Namun, kondisi yang sudah terlalu rumit membuat harapan itu sulit terwujud.
Menurutnya, sejak keputusan Harry dan Meghan mundur dari peran bangsawan senior pada 2020, hubungan mereka diliputi oleh ketegangan dan rasa tidak percaya.
“Harry adalah darah daging sang raja. Tentu Charles ingin berdamai. Tapi sudah lebih dari lima tahun sejak ‘Megxit’, dan Harry masih menyimpan banyak kemarahan. Ia sudah menghancurkan kepercayaan,” ujar Chard.
Puncak dari keretakan ini kembali mencuat saat Harry memberikan wawancara emosional pada 2 Mei lalu kepada BBC, usai kalah dalam gugatan terkait keamanan pribadinya saat berada di Inggris.
Dalam wawancara itu, ia mengungkap bahwa Raja Charles III menolak berbicara dengannya karena masalah "keamanan".
“Ini pada dasarnya adalah konflik keluarga. Aku ingin berdamai. Tidak ada gunanya terus bertengkar. Tapi ayahku tidak mau bicara denganku karena urusan keamanan ini," kata Harry.
Ia bahkan menilai sang ayah ikut memperburuk situasi dengan tidak mengambil langkah aktif dalam menyelesaikan konflik tersebut, "Aku sudah memintanya untuk mundur dan biarkan para ahli menyelesaikan masalah ini.”
Memoar Spare yang dirilis Harry pada 2023 pun kembali disorot dan memperkeruh suasana. Buku tersebut penuh dengan cerita pribadi yang dianggap memalukan bagi keluarga kerajaan, termasuk kritik terhadap ayahnya, ibu tirinya Camilla, serta Pangeran William.
Sejak saat itu, Raja Charles dikabarkan menolak menjawab surat dan panggilan dari Harry, bahkan setelah dirinya didiagnosis kanker pada awal 2024.
Pakar kerajaan komentari alasan protokol tidak berkunjung ke rumah Pangeran Harry
Pakar kerajaan Hilary Fordwich menilai bahwa konflik antara Pangeran Harry dan Raja Charles tak hanya bersifat emosional, tetapi juga menyentuh aspek konstitusional. Menurutnya, Harry membawa masalah pribadi ke ranah publik yang sensitif melalui wawancara dan gugatan hukum.
“Harry sudah menghancurkan kepercayaan dengan mempublikasikan perselisihan ini, padahal itu menyangkut konstitusi,” tutur Fordwich.
Ia menambahkan bahwa Raja Charles merasa tidak bisa berbicara secara pribadi dengan Harry tanpa takut isi pembicaraan tersebut bocor ke media.
“Harry dianggap sebagai ‘peluru nyasar’ yang merusak citra keluarga secara publik,” tambahnya.
Beberapa pengamat menilai keputusan Raja Charles III untuk tidak menemui Harry selama berada di Kanada bukan semata karena konflik personal, melainkan alasan protokoler. Shannon Felton Spence, mantan pejabat urusan publik Inggris, menyebut bahwa perjalanan kenegaraan bukanlah momen yang tepat untuk urusan pribadi, meskipun secara geografis sangat dekat.
Hal senada disampaikan Ian Pelham Turner, pakar kerajaan lainnya. Ia menegaskan bahwa kunjungan luar negeri pemimpin negara sudah dijadwalkan jauh-jauh hari dan sulit diubah secara mendadak, kecuali dalam keadaan darurat.
“Semua kunjungan luar negeri sudah dirancang jauh hari dan sulit diubah kecuali ada keadaan darurat,” tutur Turner.
Meski demikian, sebagian besar pengamat percaya bahwa jika memang ada niat untuk bertemu dari pihak raja, kemungkinan besar rencana itu akan terdengar ke publik. Namun hingga kini, tidak ada tanda-tanda niat tersebut.
Faktanya, sejak Raja Charles III didiagnosis kanker, Harry baru sekali bertemu sang ayah. Itupun hanya dalam waktu yang sangat singkat.
Dalam wawancara bersama BBC, Harry berkata, “Aku tak tahu berapa lama lagi waktu yang dimiliki ayahku.”
Putra kedua dari mendiang Putri Diana itu juga mengungkapkan kesedihannya, "Sungguh menyedihkan bahwa aku tak bisa menunjukkan tanah kelahiranku kepada anak-anakku.”
Namun di sisi lain, ia tetap menyalahkan pihak istana atas pencabutan perlindungan keamanannya saat berada di Inggris.
Pakar kerajaan lain, Chard, menyatakan peluang rekonsiliasi tetap ada, namun dengan satu syarat penting:
“Kalau Harry menunjukkan kerendahan hati dan meminta maaf, mungkin Charles akan mempertimbangkan pertemuan pribadi. Tapi dia harus berhenti menyalahkan semua orang dan mulai bertanggung jawab atas perannya sendiri,” ujarnya.
Di akhir wawancaranya, Harry menyampaikan keinginannya untuk berdamai.
“Aku ingin berdamai. Tidak ada gunanya terus bertengkar lagi,” tutupnya, seperti dikutip dari Yahoo! Entertainment.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(som/som)