Jakarta -
Kanker payudara masih menjadi salah satu jenis kanker paling umum dan mematikan yang menyerang perempuan di seluruh dunia. Di Indonesia sendiri, data dari Globocan 2020 menunjukkan bahwa kanker payudara menempati peringkat pertama dengan jumlah kasus tertinggi, yaitu lebih dari 65 ribu kasus baru per tahun.
Ternyata ya Bunda, kelebihan berat badan dan hamil di usia yang tak lagi muda bisa meningkatkan risiko terkena kanker payudara lho. Wah, mungkin terdengar menakutkan, ya. Meski begitu, banyak faktor risiko yang sebenarnya dapat diidentifikasi dan dikendalikan untuk menurunkan kemungkinan terjadinya kanker ini
Yuk kita pahami bersama kenapa hal ini bisa terjadi dan apa yang bisa Bunda lakukan untuk menjaga kesehatan.
Kenapa berat badan berlebih jadi masalah?
Dilansir dari HealthDay News, kenaikan berat badan yang dikombinasikan dengan kehamilan pertama (KB) yang terlambat atau nulipara dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker payudara (BC), menurut sebuah studi yang dipresentasikan pada pertemuan tahunan Kongres Eropa tentang Obesitas, yang diselenggarakan oleh Asosiasi Eropa untuk Studi Obesitas dari 11 hingga 14 Mei di Malaga, Spanyol.
Para peneliti mengidentifikasi 1.702 kanker payudara baru selama median 6,4 tahun tindak lanjut. Hasil serupa terlihat dalam analisis sensitivitas untuk kanker payudara positif reseptor estrogen, karsinoma duktal in situ, kanker payudara yang terdeteksi melalui skrining, dan peserta pascamenopause.
“Sangat penting bagi dokter umum untuk menyadari bahwa kombinasi dari pertambahan berat badan yang signifikan dan kelahiran pertama yang terlambat, bahkan, tidak memiliki anak sangat meningkatkan risiko penyakit pada wanita,” kata Malcomson, salah satu peneliti asal Universitas Manchester di Inggris Raya, dalam sebuah pernyataan.
Seiring bertambahnya usia, metabolisme tubuh kita cenderung melambat. Berat badan pun mudah naik, apalagi jika aktivitas fisik berkurang. Tapi ternyata, lemak berlebih dalam tubuh bisa memicu peningkatan hormon estrogen. Nah, hormon ini kalau jumlahnya terlalu tinggi bisa merangsang pertumbuhan sel yang tidak normal di payudara, yang kemudian berisiko menjadi kanker.
Apalagi untuk Bunda yang sudah menopause, lemak tubuh justru jadi sumber utama produksi estrogen. Jadi, penting banget untuk menjaga berat badan ideal, ya, Bunda.
Penelitian lainnya yang dilansir dari American Cancer Society (ACS) menyatakan bahwa obesitas setelah menopause meningkatkan risiko kanker payudara secara signifikan. Hal ini karena jaringan lemak menghasilkan estrogen tambahan, dan kadar estrogen tinggi dikaitkan dengan kanker payudara tipe hormon-reseptor positif.
Risiko hamil di usia 35 tahun ke atas
Zaman sekarang, banyak perempuan yang baru hamil di usia 35 tahun ke atas karena alasan karier atau menanti waktu yang tepat. Itu wajar, Bun. Tapi Bunda juga perlu tahu bahwa hamil pertama kali di usia lebih dari 35 tahun dapat sedikit meningkatkan risiko kanker payudara.
Kenapa bisa begitu? Karena sebelum hamil dan menyusui, jaringan payudara belum mengalami perubahan 'matang' yang melindungi dari pertumbuhan sel abnormal. Jadi, makin lama jaringan itu terpapar hormon, makin tinggi risikonya.
Menurut sebuah studi yang dimuat dalam Breast Cancer Research (BCR) Journal menunjukkan bahwa perempuan yang hamil pertama kali setelah usia 35 tahun memiliki risiko kanker payudara lebih tinggi dibandingkan yang hamil di usia lebih muda. Alasannya berkaitan dengan durasi paparan estrogen dan keterlambatan maturasi jaringan payudara.
Risiko obesitas dan usia tua saat hamil pertama
Nah, kalau Bunda mengalami dua kondisi ini sekaligus, berat badan berlebih dan hamil di usia tak muda, risikonya bisa jadi lebih besar, Bunda. Ketika kelebihan berat badan dan kehamilan di usia tua terjadi bersamaan, risiko kanker payudara bisa meningkat secara signifikan. Kombinasi ini menciptakan kondisi hormonal yang tidak seimbang dan memperbesar kemungkinan terjadinya mutasi sel yang berujung pada kanker.
Menurut National Cancer Institute (NCI), gabungan antara kelebihan berat badan dan faktor hormonal seperti usia saat hamil pertama, memperbesar peluang terjadinya mutasi sel kanker. Risiko ini meningkat secara kumulatif ketika lebih dari satu faktor risiko hadir.
Dengan meningkatnya pengetahuan dan kesadaran akan faktor risiko, diharapkan perempuan dapat lebih proaktif menjaga kesehatannya. Kanker payudara bukanlah vonis mati jika terdeteksi sejak awal. Oleh karena itu, edukasi dan pemeriksaan berkala sangat penting untuk mencegah dan mengendalikan penyakit ini Bunda.
Langkah-langkah pencegahan yang bisa dilakukan
Meski tidak semua faktor risiko dapat dihindari, ada beberapa langkah penting yang bisa dilakukan untuk menurunkan risiko kanker payudara:
- Menjaga berat badan ideal melalui pola makan sehat dan olahraga teratur.
- Melakukan skrining secara rutin seperti mamografi, terutama bagi perempuan usia di atas 40 tahun atau yang memiliki riwayat keluarga.
- Menyusui jika memungkinkan, karena menyusui terbukti membantu menurunkan risiko kanker payudara.
- Mengurangi konsumsi alkohol dan tidak merokok, dua kebiasaan yang terkait dengan peningkatan risiko kanker.
- Mengatur kehamilan dengan perencanaan matang, termasuk mempertimbangkan usia saat hamil pertama kali.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(pri/pri)