Penggunaan popok adalah hal penting yang harus diperhatikan, terutama untuk bayi baru lahir. Kulit bayi yang sangat sensitif membutuhkan popok yang tepat agar terhindar dari iritasi dan tetap nyaman sepanjang hari.
Bayi memiliki kulit yang lebih sensitif oleh gesekan dan bahan asing, sehingga pemilihan popok harus cermat. Bunda tentu ingin memastikan Si Kecil merasa nyaman dan kulitnya tetap sehat.
Berikut HaiBunda akan membahas beberapa jenis popok bayi dan tips memilih popok terbaik untuk menjaga kesehatan kulit Si Kecil sejak dini. Yuk, simak selengkapnya!
Jenis-jenis popok bayi
Melansir dari berbagai sumber, berikut tiga jenis popok bayi yang umum digunakan, beserta kelebihan dan kekurangannya untuk membantu Bunda memilih yang paling sesuai dengan kebutuhan Si Kecil.
1. Popok kain
Popok kain tradisional biasanya berbentuk kain persegi atau segi panjang yang harus dilipat terlebih dahulu sebelum dipasang pada bokong bayi. Pemasangannya dilakukan secara manual menggunakan tali atau perekat khusus. Karena bentuknya yang sederhana, popok ini memerlukan teknik khusus agar bisa terpasang dengan pas dan tidak mudah bocor saat dipakai oleh Si Kecil.
Selain itu, popok kain jenis ini sering kali membutuhkan pelindung tambahan, seperti cover atau celana khusus yang bersifat kedap air. Cover ini berfungsi agar cairan tidak tembus ke pakaian bayi atau kasur. Pemakaian popok kain tradisional biasanya memakan waktu lebih lama untuk dipakai dan diganti.
Meskipun demikian, popok kain tradisional tetap diminati karena bisa digunakan berulang kali setelah dicuci dan ramah lingkungan. Penggunaan popok ini juga bisa lebih ekonomis dalam jangka panjang dibandingkan popok sekali pakai, terutama jika digunakan dengan benar dan dirawat secara rutin.
2. Clodi
Clodi atau cloth diaper modern adalah inovasi dari popok kain tradisional yang dirancang lebih praktis dan mudah digunakan. Bentuk clodi mirip popok sekali pakai, lengkap dengan perekat velcro atau kancing snap yang memudahkan Bunda saat memasang atau melepasnya. Clodi biasanya terbuat dari beberapa lapisan bahan penyerap yang bisa dilepas dan dicuci secara terpisah.
Namun, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat menggunakan jenis popok ini. Clodi kurang menyerap dibanding popok sekali pakai, sehingga Bunda perlu menggantinya lebih sering agar bayi tetap nyaman. Akibatnya, frekuensi mencuci juga meningkat, biasanya dua sampai tiga kali lebih banyak per minggu.
Meskipun clodi dianggap lebih ramah kulit, pada beberapa bayi clodi bisa menyebabkan ruam popok, terutama jika tidak sering diganti, kulit bayi sensitif, atau bayi tidur lama tanpa ganti popok.
3. Popok sekali pakai
Popok sekali pakai tersedia dalam berbagai ukuran, mulai dari bayi baru lahir sampai balita. Banyak merek yang membuat popok ini dengan berbagai desain, bahan, dan warna. Keunggulan utama popok sekali pakai adalah mudah digunakan dan sangat praktis, terutama saat bepergian karena popok yang sudah kotor bisa langsung dibuang tanpa perlu dibawa pulang.
Meski praktis, popok sekali pakai juga memiliki beberapa kekurangan. Beberapa bahan kimia seperti pewarna dan gel di dalam popok, bisa menyebabkan iritasi atau alergi pada beberapa bayi, meskipun belum ada bukti kuat yang menyatakan bahan tersebut berbahaya.
Selain itu, popok sekali pakai biasanya lebih mahal dibandingkan popok kain karena harus terus dibeli baru setiap kali dipakai. Ada juga kekhawatiran bahwa popok yang sangat menyerap ini dapat membuat proses toilet training menjadi lebih lama karena bayi tidak merasakan ketidaknyamanan saat basah.
Mana yang lebih baik popok bayi sekali pakai atau kain?
Di era sekarang, di mana bumi sedang menghadapi berbagai krisis, penggunaan popok kain dan popok sekali pakai sering menjadi perdebatan. Sebenarnya, baik popok kain maupun popok sekali pakai sama-sama memberikan dampak terhadap lingkungan.
Menurut American Academy of Pediatrics (AAP), popok sekali pakai menyumbang sekitar 3,5 juta ton sampah ke tempat pembuangan akhir setiap tahunnya. Meski beberapa daerah sudah mulai mendaur ulang popok sekali pakai, popok yang berakhir di TPA biasanya tidak bisa terurai, baik yang biodegradable sekalipun, karena sedikit sekali yang bisa terurai di TPA.
Sementara itu, popok kain biasanya terbuat dari kapas yang proses produksinya membutuhkan banyak air. Popok kain juga mengonsumsi lebih banyak air dan menghasilkan limbah air lebih banyak dibanding popok sekali pakai.
Pada akhirnya, belum ada jawaban pasti apakah popok kain lebih baik dibandingkan popok sekali pakai, kata AAP.
Kalau Bunda masih bingung jenis popok apa yang sebaiknya digunakan, cobalah mengombinasikan pemakaiannya. Gunakan popok kain saat di rumah, dan popok sekali pakai saat bepergian. Apapun jenis popok yang dipilih, pastikan keputusan tersebut sesuai dengan kebutuhan dan gaya hidup keluarga Bunda.
Berapa banyak popok yang dibutuhkan bayi baru lahir?
Bayi baru lahir umumnya membutuhkan sekitar 8 hingga 12 popok sekali pakai per hari selama beberapa minggu pertama kehidupannya. Artinya, dalam sebulan pertama saja, Ayah dan Bunda bisa mengganti popok bayi hingga sekitar 300 kali. Tak heran kalau dalam satu tahun pertama, total penggunaan popok bisa mencapai sekitar 3.000 buah.
Berdasarkan panduan yang dikeluarkan beberapa perusahaan popok, untuk ukuran bayi baru lahir dengan berat hingga 10 pon atau sekitar 4,5 kilogram, disarankan menyiapkan 2–3 pak atau 1–2 kotak popok, dengan asumsi satu kotak berisi sekitar 140 popok.
Namun, perlu diingat bahwa banyak bayi cepat bertambah berat badannya di bulan pertama, sehingga bisa saja langsung naik ke ukuran berikutnya. Maka dari itu, disarankan untuk tidak menyetok terlalu banyak popok ukuran newborn, apalagi jika ruang penyimpanan terbatas.
Detail ukuran popok bayi
Ukuran popok bayi umumnya disesuaikan dengan berat badan dan usia Si Kecil. Untuk bayi prematur dengan berat di bawah 2,7 kilogram, tersedia ukuran preemie. Sementara itu, bayi baru lahir dengan berat hingga 4,5 kilogram umumnya menggunakan ukuran newborn selama beberapa minggu pertama.
Selanjutnya, bayi dapat beralih ke ukuran S untuk berat 3,6–6,3 kilogram, biasanya digunakan hingga usia empat bulan. Ukuran M cocok untuk berat 5,4–8,1 kilogram pada usia 3–8 bulan, sedangkan ukuran L ditujukan bagi bayi dengan berat 7,2–12,7 kilogram dan dapat digunakan dari usia 5 hingga 24 bulan.
Saat anak bertambah besar, ukuran XL sesuai untuk berat 10–16,7 kilogram (usia 18–36 bulan), dan ukuran XXL untuk berat di atas 12,2 kilogram atau usia sekitar 2–3 tahun. Terakhir, ukuran XXXL biasanya digunakan oleh anak usia 3–4 tahun atau lebih dengan berat lebih dari 15,8 kilogram.
Cara memilih ukuran popok yang tepat
Adapun di bawah ini beberapa hal yang perlu diperhatikan supaya ukuran popok Si Kecil pas dan nyaman dipakai, Bunda!
1. Perhatikan berat badan bayi
Bunda, ukuran popok biasanya disesuaikan berdasarkan berat badan, bukan usia, ya. Jadi, meski usianya sama, ukuran popok bayi bisa berbeda tergantung bobot tubuhnya. Misalnya, bayi usia tiga bulan ada yang masih cocok pakai ukuran S, tapi ada juga yang sudah naik ke ukuran M.
2. Perhatikan bentuk tubuh bayi
Setiap bayi punya bentuk tubuh yang unik. Ada yang pahanya berisi, ada juga yang ramping. Nah, hal ini juga berpengaruh pada kenyamanan popok. Misalnya, kalau Si Kecil punya paha yang agak besar, ukuran popok mungkin perlu dinaikkan meski berat badannya masih masuk ukuran sebelumnya.
Sebaliknya, kalau popok terlihat longgar atau sering melorot, bisa jadi ukurannya terlalu besar. Jadi, selain timbangan, insting Bunda juga penting untuk menyesuaikan popok dengan bentuk tubuh si kecil.
3. Amati tanda popok sudah tidak cocok
Popok yang sudah tak lagi cocok biasanya akan “memberi sinyal” ke Bunda. Coba perhatikan tanda-tanda berikut:
- Popok sering bocor, meski baru dipakai sebentar
- Ada bekas merah di pinggang atau paha
- Popok terasa sangat ketat saat dipasang
- Si Keci terlihat tidak nyaman atau sering rewel tanpa sebab jelas
4. Sesuaikan dengan aktivitas bayi
Seiring bertambahnya usia, bayi akan semakin aktif. Dari berguling, merangkak, hingga mulai belajar berjalan. Nah, bayi aktif butuh popok yang lebih elastis, menyerap cepat, dan tetap nyaman meski banyak bergerak.
Popok dengan desain celana biasanya cocok untuk bayi yang sudah mulai aktif karena mudah dipasang dan tidak gampang bergeser. Pastikan juga pinggangnya pas dan tidak mengganggu gerakan Si Kecil, ya, Bunda.
Berapa jam sekali bayi harus ganti popok?
Bayi sebaiknya diganti popoknya setiap 2 sampai 3 jam sekali, atau segera setelah popoknya penuh basah atau kotor. Ini penting untuk mencegah iritasi kulit, ruam popok, dan menjaga kebersihan kulit Si Kecil, Bunda.
Kalau bayi baru lahir, biasanya popok perlu diganti lebih sering, karena bayi cenderung sering buang air kecil dan besar. Saat bayi mulai makan makanan padat dan usianya bertambah, frekuensi ganti popok bisa sedikit berkurang.
Cara memilih popok bayi yang aman
Ada banyak sekali pilihan popok yang beredar untuk Bunda pilih sebagai kebutuhan harian Si Kecil. Meskipun begitu, jangan lupa untuk memperhatikan spesifikasi popok seperti di bawah ini, Bun.
Bahan lapisan luar
Lapisan luar popok biasanya terbuat dari plastik atau bahan sintetis yang kedap air agar tidak bocor. Pilihlah popok dengan lapisan luar yang lembut dan berpori sehingga udara tetap bisa masuk dan sirkulasi kulit bayi terjaga. Popok yang terlalu kedap udara bisa membuat area popok lembap dan panas, memicu iritasi dan ruam.
Bahan penyerap pada popok bayi
Bagian penyerap merupakan inti dari popok yang berfungsi menahan cairan. Pastikan popok memiliki bahan penyerap yang cepat menyerap dan menahan lembap jauh dari permukaan kulit bayi. Bahan penyerap yang baik biasanya menggunakan gel superabsorben (SAP) yang bisa menyerap banyak cairan sekaligus menjaga kulit tetap kering.
Pewarna
Beberapa popok menggunakan pewarna untuk menambah warna atau desain menarik. Namun, pewarna tertentu bisa mengandung bahan kimia yang berpotensi iritasi atau alergi pada kulit bayi yang sensitif.
Pilihlah popok yang bebas pewarna berbahaya atau menggunakan pewarna alami yang sudah teruji aman. Jika memungkinkan, gunakan popok berwarna putih polos tanpa tambahan pewarna agar risiko iritasi berkurang.
Parfum
Popok dengan tambahan parfum memang terkesan harum dan segar, tapi pada bayi yang kulitnya sangat sensitif, parfum justru bisa memicu alergi, iritasi, dan ruam popok. Sebaiknya, pilih popok yang bebas parfum atau untuk menghindari risiko reaksi negatif pada kulit bayi, ya, Bunda.
Tips menghindari ruam popok pada bayi
Berikut adalah tips menghindari ruam popok pada bayi, bisa Bunda praktikkan untuk menjaga kulit bayi tetap sehat dan nyaman:
- Segera ganti popok yang basah atau kotor supaya kulit bayi tidak terlalu lama lembap. Jika bayi Bunda sedang di penitipan atau daycare, ingatkan staf untuk melakukan hal yang sama.
- Bersihkan bokong bayi dengan air hangat. Hindari tisu bayi yang mengandung alkohol atau pewangi, dan jika pakai sabun, pilih yang lembut dan bebas pewangi.
- Setelah dibersihkan, tepuk-tepuk kulit bayi dengan handuk bersih sampai kering, atau biarkan udara masuk agar kulit benar-benar kering.
- Jangan terlalu ketat memasang popok karena berisiko menghambat sirkulasi udara.
- Waktu bermain atau tidur, biarkan bayi tanpa popok di atas handuk bersih agar kulitnya dapat ‘bernapas’ dan tetap kering secara alami.
- Untuk bayi yang rentan ruam, oleskan salep pelindung seperti petroleum jelly atau zinc oxide saat mengganti popok sebagai penghalang kelembapan.
- Mencuci tangan Bunda secara rutin dapat mencegah penyebaran bakteri atau jamur yang bisa memperparah ruam pada bayi.
- Hindari penggunaan bedak tabur pada kulit bayi karena bisa menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan bayi dan tidak efektif menghilangkan kelembapan.
7 Rekomendasi popok bayi yang bagus, pilih yang terbaik
Melansir dari laman resmi masing-masing merek, berikut rekomendasi popok bayi terbaik yang bisa Bunda jadikan pilihan untuk kebutuhan Si Kecil:
1. MamyPoko Royal Soft
MamyPoko Royal Soft mempunyai daya serap tinggi, setara lima gelas air, sehingga bisa menjaga kulit bayi tetap kering lebih lama. Permukaannya halus dan lembut, ditambah dengan perekat fleksibel yang bisa dipasang ulang tanpa membuat kulit Si Kecil iritasi.
Desainnya pun mengikuti bentuk tubuh bayi, lengkap dengan lekukan di bagian pusar. Menariknya lagi, popok ini dilengkapi indikator pipis yang berubah warna saat sudah penuh. Jadi Bunda nggak perlu menebak-nebak kapan waktunya ganti.
2. Merries Popok Bayi Good Skin Pants
Kalau Bunda butuh popok yang anti bocor tapi tetap nyaman, Merries Good Skin Pants bisa jadi pilihan. Popok ini punya karet ganda di bagian paha yang menempel pas, jadi tidak mudah bocor meski Si Kecil aktif bergerak. Daya serapnya pun bagus, mampu menampung cairan hingga lima kali pipis tanpa membuat kulit lembap.
Bahan popok ini lembut dan mempunyai sirkulasi udara yang baik, jadi kulit bayi tetap segar walau dipakai berjam-jam. Ditambah lagi, karetnya elastis dan tidak meninggalkan bekas di kulit.
3. Baby Happy Pants
Baby Happy Pants hadir dengan desain celana yang elastis dan tipis, membuat Si Kecil bebas bergerak tanpa terasa tebal. Sangat cocok digunakan pada siang hari saat bayi sedang aktif. Daya serapnya pun tahan lama, bahkan hingga 12 jam, lho.
Selain praktis, popok ini juga punya penyerapan cepat yang menjaga kulit tetap kering dan bebas lembap. Buat Bunda yang sering khawatir soal ruam popok, ini bisa jadi solusi yang cukup ekonomis tapi tetap nyaman buat bayi.
4. Makuku SAP Diapers Fit
Makuku SAP Diapers Fit menggunakan teknologi SAP yang membuat cairan terserap dengan cepat dan merata, sehingga tidak menggumpal dan tetap ringan meskipun sudah penuh. Struktur popoknya juga stabil, sehingga tidak mudah melorot saat bayi aktif bergerak.
Popok ini dilengkapi rongga udara dengan sirkulasi dua arah yang membantu mengurangi rasa panas dan lembap di area bokong bayi. Meskipun dipakai seharian, tetap terasa kering dan bebas iritasi.
5. Sweety Popok Silver Pants
Sweety Popok Silver Pants terbuat dari bahan lapisan selembut kain yang nyaman di kulit bayi. Popok ini memiliki bagian belakang yang lebih lebar untuk menutup area bokong secara sempurna, sehingga risiko bocor saat bayi banyak bergerak dapat diminimalisasi.
Daya serapnya cepat dan merata, membantu menjaga kulit tetap kering dan bebas ruam. Tidak hanya itu, popok ini juga telah teruji secara klinis oleh dermatolog dari Australia, sehingga diklaim aman untuk kulit bayi yang sensitif.
6. Nepia Genki
Diproduksi di Jepang, popok Nepia Genki diklaim menggunakan teknologi canggih yang mengutamakan kenyamanan dan mencegah iritasi pada kulit bayi. Lapisan dalamnya lembut, berpori, dan memiliki sirkulasi udara yang baik, sehingga kulit bayi tetap dapat “bernapas”.
Popok ini juga memiliki daya serap tinggi yang mampu menyerap cairan dengan cepat tanpa menggumpal. Selain itu, popok ini dilengkapi indikator urine yang akan berubah warna saat sudah penuh, sehingga Bunda dapat mengetahui kapan waktunya ganti tanpa perlu cek manual.
7. Pampers
Popok Pampers dikenal dengan supergel yang mampu menyerap cairan hingga 12 jam, sehingga kulit Si Kecil tetap kering sepanjang malam. Bahan popoknya sangat lembut dan memiliki sirkulasi udara yang baik, cocok digunakan saat tidur atau bepergian jauh.
Pampers juga dilengkapi garis indikator urine dan lotion pelindung kulit yang membantu mencegah iritasi. Bagi Bunda yang mengutamakan kenyamanan maksimal dan ingin praktis, Pampers jadi pilihan yang cukup ideal untuk kebutuhan harian.
Demikian informasi lengkap seputar popok bayi dan tips memilih popok yang aman serta nyaman untuk Si Kecil. Semoga tips ini bermanfaat, ya!
(rap/rap)