Jakarta -
Pilah-Pilih Alat KB untuk Perencanaan Kehamilan/ Foto: HaiBunda / Novita Rizki
Pemilihan alat kontrasepsi sering kali membuat kebimbangan bagi pasangan suami istri. Dari sekian pilihan alat kontrasepsi, KB spiral menjadi salah satu yang banyak dipilih. Simak cara kerja, keunggulan, kekurangan, efek samping bagi suami dan istri dari KB spiral yuk, Bunda.
KB spiral banyak dipilih karena simpel dan perawatannya mudah ya, Bunda. Selain itu, alat ini umumnya lebih baik memproteksi perempuan dari kehamilan daripada bentuk kontrasepsi lainnya.
Menurut dr. Adila Rossa Amanda Malik, Sp.OG, "IUD (intrauterine device) dulu dikenal dengan nama KB spiral. IUD menjadi kegemaran perempuan karena less maintenance, tidak harus diingat setiap hari, dapat digunakan dalam jangka waktu lama (5 sampai 10 tahun), dan kontrol bisa dilakukan setahun sekali."
Jenis KB spiral
Alat KB spiral sebenarnya terdiri dari beberapa jenis ya, Bunda. Sebelum menggunakannya, kenali terlebih dahulu jenis-jenis KB spiral atau IUD ya, Bunda:
1. KB spiral berlapis tembaga
KB spiral berlapis tembaga menjadi salah satu jenis dari KB spiral, Bunda. Alat KB ini terbuat dari tembaga dan plastik. Tetapi, alat ini tidak mengandung hormon namun bisa langsung memproteksi dari kehamilan. Tembaga yang ada di dalam alat ini ialah spermisida yaitu zat yang membunuh sperma.
Ketika sperma bertemu dengan KB spiral berlapis tembaga ini sebelum mencapai sel telur dan membuahinya. Kehamilan tidak dapat terjadi jika tidak ada sperma yang membuahi sel telur. Tembaga juga mempersulit sel telur yang telah dibuahi untuk menempel di rahim seperti dikutip dari laman WebMd.
2. KB spiral mengandung hormon
Tipe kedua dari KB spiral yakni KB spiral yang mengandung hormon dan disebut progestin levonorgestrel. Alat KB ini dapat mencegah kehamilan hingga seminggu. Progestin diketahui dapat mengentalkan lendir serviks dan menipiskan lapisan di sekitar rahim. Hal ini kemudian bisa menghentikan sperma mencapai dan membuahi sel telur. Tak hanya itu, hormon ini juga dapat menghentikan ovulasi. Dan, saat itulah salah satu ovarium melepaskan sel telur.
Keunggulan KB spiral sebagai alat kontrasepsi
KB spiral yang banyak difavoritkan sebagai alat kontrasepsi memang memiliki keunggulan tersendiri, Bunda. Berikut ini beberapa kelebihannya:
1. KB spiral 99 persen lebih efektif dalam mencegah kehamilan
2. KB spiral bertahan lama yakni dengan durasi 5 tahun dan bahkan sampai 10 tahun
3. KB spiral aman digunakan para ibu menyusui
4. Setelah pemasangan, Bunda tidak perlu melakukan apa pun selain memeriksa benang setiap bulannya setelah haid untuk memastikannya tidak bergeser dan masih dalam posisi yang benar
5. Alat KB ini dapat dilepas kapan saja oleh tenaga medis terlatih
6. Peluang hamil akan kembali normal setelah pelepasan KB spiral
7. Pengguna KB spiral tidak mengalami perdarahan dan hai tetap teratur
8. KB spiral menjadi pilihan efektif bagi perempuan yang tidak ingin menggunakan kontrasepsi hormonal seperti dikutip dari laman Betterhealth.
Kekurangan KB Spiral yang perlu dipahami
Selain kelebihannya, KB spiral juga memiliki kekurangannya tersendiri ya, Bunda. Simak apa saja kekurangan KB sprila yang perlu dipahami seperti berikut ini:
1. KB spiral tidak memberikan perlindungan terhadap infeksi menular seksual
2. Ada sedikit risiko yakni kurang lebih 1 persen tertular infeksi rahim selama pemasangan KB spiral dalam waktu 20 hari setelah prosedur pemasangan dilakukan
3. Jika seorang perempuan terinfeksi IMS ketika menggunakan KB spiral, penyakit radang panggul dapat terjadi tanpa pengobatan yang memadai
4. Pengeluaran KB spiral dapat terjadi terutama setelah atau selama periode haid dalam tiga bulan pertama. Hal ini terutama bagi mereka yang memasangnya segera setelah melahirkan atau setelah keguguran seperti dikutip dari laman News Medical.
Indikasi dan tujuan KB spiral
Alat kontrasepsi dalam rahim atau AKDR atau biasa dikenal KB spiral merupakan bentuk kontrasepsi jangka panjang yang sangat efektif dan direkomendasikan karena efektivitasnya yang tinggi. Alat KB ini juga dikenal mudah perawatannya dan tidak mengganggu siklus mensturasi karena tetap berjalan seperti biasa.
Penggunaan alat KB spiral biasanya memiliki masa pemakaian 3-10 tahun tergantung pada jenisnya ya, Bunda. Dengan tingkat kegagalan kurang dari 1 persen, alat KB ini lebih efektif daripada pil, patch, atau kondom. Selain itu, KB spiral juga tidak memerlukan perhatian khusus atua perawatan rutin setelah dipasang.
KB spiral ini seharusnya menjadi pertimbangan dan pilihan pertama bagi individu yang mencari alat kontrasepsi jangka panjang. Alasan efektivitas, keamanan, dan manfaatnya yang tinggi, menjadi beberapa alasan mengapa alat KB ini dipertimbangkan untuk digunakan.
Alat KB spiral juga dikenal memiliki manfaat nonkontrasepsi ya, Bunda. Seperti digunakan untuk pengobatan saat perdarahan menstruasi berat, dismenore, dan hiperplasia endometrium atau kanker endometrium. Selain itu, alat KB spiral juga menjadi alternatif yang lebih aman daripada sterilisasi bagi perempuan perimenopause yang mencari metode kontrasepsi jangka panjang dan reversibel seperti dikutip dari laman Droracle.
Peringatan dan kontraindikasi KB Spiral
Pemakaian KB spiral juga tak serta merta memberikan keamanan 100 persen dari pra dan pasca pemasangan ya, Bunda. Karenanya, perhatikan selalu peringatan dan kontraindikasi KB spiral yang mungkin terjadi sehingga pemakaiannya tetap aman.
Sebelum KB spiral
Sebelum memutuskan untuk memasang KB spiral, pasien sebaiknya mempertimbangkan keuntungan dan risiko penggunaan KB spiral dalam diskusi dengan dokter. Riwayat medis dan tujuan pasien dapat membantu tim medis menentukan apakah KB spiral atau bentuk kontrasepsi alternatif lebih cocok.
Selain itu, sebelum memasang KB spiral, biasanya dokter akan mengkonfirmasi bahwa pasien tidak sedang dalam kondisi hamil dan tidak memiliki kondisi medis apa pun yang membuat penggunaan KB spiral tidak aman. Pengguna KB spiral juga harus mempertimbangkan bahwa KB ini tidak akan melindungi mereka dari kehamilan jika berada pada posisi yang tidak tepat serta KB ini tak mencegah penyakit menular seksual.
Beberapa pasien juga mempertimbangkan bahwa penggunaan KB spiral dapat menimbulkan kekhawatiran atas komplikasi yang terjadi terkait penggunaan KB tersebut. Seperti banyak prosedur dan alat medis lainnya, penggunaan KB spiral juga dapat menimbulkan efek samping dan komplikasi.
Prosedur KB Spiral
Pemasangan KB spiral biasanya hanya memakan waktu sekitar 5 sampai 10 menit saja. Sama halnya seperti pemeriksaan ginekologis, pasien akan berbaring telentang dengan kaki di atas sandaran kaki. Seprai kemudian akan menutupi tubuh.
Tim medis pertama-tama akan melakukan pemeriksaan panggul untuk mengukur ukuran, bentuk, dan posisi rahim serta ovarium. Alat yang disebut spekulum juga akan digunakan untuk menahan vagina agar tetap terbuka. Kemudian, larutan antiseptik akan digunakan untuk membersihkan vagina dan serviks dengan lembut.
Setelah itu, KB spiral akan dimasukkan melalui lubang serviks ke dalam rahim. Pasien mungkin akan merasakan kram saat KB ini dimasukkan. Panjang dari KB spiral yakni sekitar 1 1/4 inci di mana setiap KB spiral memiliki tali yang terpasang di ujungnya sehingga pasien dan tim medis dapat memeriksa untuk memastikan KB ini terpasang dengan benar. Tali tersebut juga memudahkan tim medis untuk melepaskan KB spiral saat waktunya tiba.
Saat alat terpasang, tim medis akan memotong tali di ujung KB spiral. Tali tersebut cukup pendek agar tidak mengganggu hubungan seksual dengan pasangan tetapi cukup panjang sehingga dokter dapat memeriksa kembali untuk memastikan bahwa KB spiral terpasang.
Pasien dapat menjadwalkan pemasangan KB spiral pada saat menstruasi. Jika Bunda aktif secara seksual, KB ini harus dipasang selama menstruasi atau saat Bunda tidak berhubungan seksual selama 2 minggu sebelum pemasangan KB spiral, seperti dikutip dari laman Nationwidechildrens.
Setelah KB Spiral
Setelah pemasangan KB spiral, Bunda mungkin mengalami kram atau nyeri, perdarahan, dan pusing. Kemudian, dalam waktu 3 hingga 6 bulan pertama menstruasi Bunda mungkin sedikit tidak teratur. Selain itu, menstruasi Bunda mungkin lebih deras dari biasanya dan jumlah hari menstruasi mungkin bertambah.
Di luar itu, jangan heran juga jika Bunda sering mengalami bercak atau perdarahan ringan. Beberapa perempuan mungkin merasakan haid mereka lebih deras dari biasanya. Hubungi dokter jika menstruasi Bunda terus berlanjut lebih deras dari biasanya atau menstruasi Bunda lebih pendek dan lebih ringan dari biasanya.
Komplikasi atau efek samping KB Spiral
1. Saat pertama kali dipasang, beberapa orang mungkin mengalami kram seperti saat menstruasi yang biasanya mereda setelah beberapa hari
2. Menstruasi akan berubah di mana perdarahan yang sering terjadi pada 3 hingga 6 bulan pertama
3. Bunda mungkin mengalami nyeri payudara, sakit kepala, perubahan kulit, dan perubahan suasana hati
4. Saat pertama kali dipasang, kemungkinan perempuan mengalami kram seperti saat menstruasi yang biasanya mereda setelah beberapa hari
5. Menstruasi lebih deras dari biasanya
6. Muncul nyeri atau ketidaknyamanan yang dialami beberapa pasien selama proses pemasangan
7. Menstruasi tidak teratur
8. Menstruasi lebih berat dengan kram yang lebih kuat seperti dikutip dari laman NHS
9. Bercak di antara periode menstruasi
10. Kemungkinkan munculnya komplikasi dari penggunaan KB spiral
Nah, itulah serba serbi KB spiral ya, Bunda. Jika masih ragu, ada baiknya membuka ruang diskusi terlebih dahulu dengan dokter untuk memberikan keyakinan sebelum memilihnya sebagai alat proteksi kehamilan. Semoga informasinya membantu ya, Bunda.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(pri/pri)